TEMPO Interaktif, Jakarta:Gubernur DKI Sutiyoso menegaskan, para pengusaha angkutan umum di Jakarta tidak menaikkan tarif angkutan dengan sembarangan, seiring naiknya harga-harga BBM yang ditetapkan pemerintah pusat mulai hari ini. Hal tersebut dikatakan Sutiyoso di Balai Kota DKI, sebelum menghadiri rapat paripurna dewan soal Repetada di Gedung DPRD DKI, Kamis (2/1). Sutiyoso juga mengatakan, kenaikan harga-harga tersebut merupakan kebijakan pemerintah pusat yang berlaku secara nasional. Jadi kalau kenaikan harga terjadi secara nasional, itu konsekuensinya secara otomatis dan logis, kita tidak perlu kaget, kata gubernur yang akrab dipanggil Bang Yos tersebut. Sutiyoso juga menambahkan, karena hal itu merupakan kebijakan pemerintah pusat, Pemda DKI tidak dapat membendung jika kenaikan harga-harga termasuk tarif angkutan menyusul akibat kenaikan harga seperti harga-harga BBM yang ditetapkan pemerintah pusat tersebut. Tugas kita itu mengantisipasi kalau terjadi kondisi yang kritis terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang tidak mampu, lanjutnya. Dengan melalui prosedur, yakni membahasnya bersama Pemda DKI, kata Sutiyoso Pemda juga dapat ikut menentukan kenaikan tarif angkutan yang layak bagi masyarakat Jakarta. Semua kenaikan yang menyangkut kepentingan masyarakat harus seijin kita. Oleh karena itu, dinas perhubungan harus mengantisipasi dengan mengkoordinasikannya bersama Organda dan segala macamnya. Kalau harus naik, yang pantas dan wajarnya berapa, kata dia. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Rustam Effendi mengaku belum dihubungi oleh pihak pengusaha angkutan yang meminta menaikkan tarif menyusul kenaikan harga-harga BBM hari ini. Belum ada yang resah kok, kalian (wartawan) saja yang resah, ujarnya. Seperti diketahui, mulai Kamis (2/1) hari ini, pemerintah pusat telah memberlakukan kenaikan BBM. Solar naik menjadi Rp.1.890 perliter, premium menjadi Rp.1.810 perliter, Super TT menjadi RP.2.500 per liter dan Premix menjadi Rp.2.400 perliter. (FX Dimas Adityo Tempo News Room)