TEMPO Interaktif, Bekasi:Pemberangkatan kereta listrik (KRL) dari stasiun Bekasi tujuan Jakarta, Jumat (30/5) terganggu sejak pukul 11.00 WIB. KRL ekonomi dan KRL ekspres tujuan stasiun Kota, tidak beroperasi karena minimnya suplai listrik dari PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bekasi.Kepala stasiun Bekasi Rudi Krisno, mengatakan pasokan listrik di gardu stasiun Kranji tidak ada. KRL dari arah Bekasi yang hendak keluar menuju Jakarta tidak bisa bergerak, sehingga KRL dari arah sebaliknya yang mau masuk ke Bekasi disetop di stasiun Cakung, Jakarta Timur. "Tidak ada tanaga penggerak," kata Rudi kepada Tempo, ketika ditemui di stasiun Bekasi.KRL ekspres sedianya berangkat pukul 11.00 WIB, dan KRL dijadwalkan bertolak ke Jakarta sekitar pukul 11.45 WIB. Tetapi hingga pukul 15.00 WIB, dua KRL yang semestinya membawa sekitar 400 orang penumpang itu masih bertahan di stasiun Bekasi.Dari pantauan Tempo, para penumpang bercecaran di dalam stasiun Bekasi. Sebagian penumpang memilih menunggu listrik hidup sambil tidur-tiduran di lantai stasiun memakai alas kertas koran. Adapun penumpang yang tidak betah, memutuskan memakai bus, angkutan kota, atau menumpang kereta Tegal Arum, dari Jawa Tengah menuju Jakarta.Bambang, 30 tahun, salah seorang penumpang tujuan stasiun Kota mengaku kesal. Dia telah menunggu dua jam sejak pukul 11.00- 13.00 WIB, tetapi belum ada kepastian KRL jalan. "Padahal saya harus masuk kerja pukul 13.00 WIB," kata pria yang bekerja sebagai pegawai Rumah Sakit Husa, Jakarta Pusat.Pihak PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Bekasi membenarkan telah terjadi pemadaman listrik secara bergilir di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. Karena beban daya pelanggan terlalu tinggi.Asisten Manajer Operasi Hari Santoso, mengatakan beban daya pelanggan melebihi kapasitas daya normal di atas 700 kilowatt (KW) per hari. Akibatnya, sekitar 10 persen atau 79 MW yang dipadamkan setiap harinya. "Kita divisit listrik," katanya.Hari meminta masyarakat Kota Bekasi benar-benar menjalakan program hemat energi. Untuk pelanggan rumah tangga dihimbau memadamkan lampu kapasitas 50-100 wat per hari, adapun pelanggan industri diminta memakai mesin pembangkit sendiri. (Hamluddin)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.