Presiden Kembali Digugat Penggiat Antikekerasan

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2008 09:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tim Advokasi Anti-penyiksaan Selasa (22/7) akan membacakan berkas gugatan kepada Presiden, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tim meminta Presiden bertanggungjawab atas maraknya praktek kekerasan kepolisian dalam proses penyelidikan."Sekitar 83 persen proses penyelidikan polisi diwarnai kekerasan," kata anggota Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Alghiffari ketika dihubungi (22/7). Kesimpulan diperoleh tim melalui survei terhadap 300 bekas narapidana di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi sejak awal tahun lalu. Penelitian serupa juga pernah mereka lakukan pada tahun 2005. Hasilnya sama, katanya. Alghiffari menjelaskan, gugatan itu telah didaftarkan sejak tanggal 1 Juli lalu, tepat pada saat hari jadi Kepolisian yang ke 62. Dalam berkas gugatannya, tim menuntut pemerintah mengganti rugi dengan menyelenggarakan pendidikan berwawasan HAM bagi petugas kepolisian, pemeasangan kamera di ruang penyelidikan, dan percepatan revisi KUHP. Tim Advokasi Anti-penyiksaan merupakan koalisi dari sejumlah organisasi masyarakat. Beberapa diantaranya berasal dari Yayasan Bantuan Hukum Indonesia, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Lembaga Studi Advokasi Masyarakat dan Persatuan Bantuan Hukum Indonesia. RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

15 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

31 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

37 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya