Kepala Polisi Pembongkar Aborsi Turun Jabatan

Reporter

Editor

Sabtu, 4 April 2009 06:44 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Polsek Johar Baru Komisaris Theresia Mastail akan segera berpindah tugas. Ia menjadi Penyidik Unit V Satuan IV/Renakta Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya. Jabatan ini bukan promosi, lantaran bisa dibilang lebih rendah dari yang Theresia sebagai kepala polsek.

Mutasi tersebut menjadikan Theresia mengalami penurunan kualitas jabatan (demosi) dari pimpinan menjadi penyidik. Padahal jabatan ini biasanya dipegang oleh polisi berpangkat inspektur dua.

Theresia membenarkan informasi terkait mutasi jabatan itu. “Ya, saya sudah tahu,” katanya saat ditemui dikantornya. Surat perintah mutasi jabatan tersebut sudah dikeluarkan Polda Metro Jaya pada 28 Maret 2009. Ia mengaku tidak tahu mengapa dirinya mengalami demosi.

Nama Theresia melambung karena keberaniannya membongkar praktek aborsi di Johar Baru pada akhir Februari lalu. Ia menggerebek klinik aborsi milik Junatun yang sudah lebih dari 10 tahun beroperasi. Penggerebekan itu menjerat dua tersangka utama, yakni pemilik klinik Juniatun dan dokter Agung Waluyo.

Namun, pada 12 Maret 2009, pengacara Agung Waluyo dari Law Office Jurelevo mengirimkan surat keberatan kepada Kepala Polres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Ike Edwin. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa Theresia melanggar Pasal 70 KUHAP, Pasal 158 KUHAP, juga Pasal 117 ayat 1 KUHAP.

Surat yang ditandatangani advokat Eddy Suyanto dan A. Henry Setyawan itu ditembuskan kepada Kapolda Metro Jaya, Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Insepektur Pengawasan Polda Metro Jaya, juga Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya.

Namun, pada 27 Maret 2009, Law Office Jurelevo menarik tuduhan tersebut. Mereka mengirimkan surat bernomor 11/LOJ/III/2009 tentang Klarifikasi atas Keberatan Pelanggaran KUHAP yang dikirim sebelumnya.

Dalam surat itu dinyatakan bahwa Theresia sama sekali tidak melakukan pelanggaran KUHAP sebagaimana yang disangkakan pada surat tertanggal 12 Maret 2009. Anehnya, sehari setelah surat klarifikasi itu keluar, surat mutasi atas diri Theresia pun keluar.

Ada dugaan demosi atas Theresia terjadi berkaitan dengan proses pidana kasus aborsi yang tengah ditanganinya. Menanggapi hal tersebut, Theresia menyatakan tidak mengetahui. “Bagi saya jabatan adalah amanah,” ujarnya.

SOFIAN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Polisi Bongkar Praktik Aborsi Ilegal di Bekasi, Pelaku Cuma Tenaga Kebersihan

10 Februari 2021

Polisi Bongkar Praktik Aborsi Ilegal di Bekasi, Pelaku Cuma Tenaga Kebersihan

Dalam menjalankan praktik aborsi ilegal ini, pasangan suami istri tersebut memasang tarif Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

RS Tanggapi Sanksi Pencabutan Izin jika Lakukan Aborsi Ilegal

6 Februari 2021

RS Tanggapi Sanksi Pencabutan Izin jika Lakukan Aborsi Ilegal

Dalam RPP tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan pasal 42 disebutkan aborsi ilegal salah satu yang dapat membuat izin rumah sakit dicabut.

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Menolak Aturan Aborsi di Polandia Masuk Hari Ketiga

30 Januari 2021

Unjuk Rasa Menolak Aturan Aborsi di Polandia Masuk Hari Ketiga

Unjuk rasa di Polandia menolak aturan pembatasan aborsi di Polandia masuk hari ketiga.

Baca Selengkapnya

Polandia Melarang Aborsi Janin Cacat

28 Januari 2021

Polandia Melarang Aborsi Janin Cacat

Lewat aturan baru, melakukan aborsi karena janin cacat sekarang tidak diperbolehkan lagi di Polandia.

Baca Selengkapnya

Sah, Argentina Legalkan Aborsi

31 Desember 2020

Sah, Argentina Legalkan Aborsi

Legalisasi aborsi ini dinilai memberikan kemenangan bagi aktivis perempuan meski ada keberatan dari Gereja Katolik.

Baca Selengkapnya

Argentina Selangkah Lagi Legalkan Aborsi

12 Desember 2020

Argentina Selangkah Lagi Legalkan Aborsi

Majelis Rendah Argentina resmi menyetujui rancangan undang-undang (RUU) tentang legalisasi aborsi. RUU ini selanjutnya akan dibahas di tingkat senat

Baca Selengkapnya

Tiga Hari Dirawat di RS Polri, Tersangka Kasus Aborsi Dokter Sarsanto Meninggal

30 September 2020

Tiga Hari Dirawat di RS Polri, Tersangka Kasus Aborsi Dokter Sarsanto Meninggal

Klinik aborsi dokter Sarsanto beroperasi sejak Januari 2019. Menurut catatan polisi, hingga 10 April 2020 klinik itu telah menggugurkan 2.638 janin.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Calo Gaet Pasien Aborsi dan Keruk Keuntungan

27 September 2020

Cara Kerja Calo Gaet Pasien Aborsi dan Keruk Keuntungan

Tingginya keuntungan yang diperoleh ini membuat para calo berusaha semaksimal mungkin mempromosikan klinik aborsi.

Baca Selengkapnya

Bisnis Aborsi Ilegal Makin Menggurita, Polda Metro Jaya: Kami Akan Bongkar

26 September 2020

Bisnis Aborsi Ilegal Makin Menggurita, Polda Metro Jaya: Kami Akan Bongkar

Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan bisnis aborsi ilegal saat ini sudah makin menggurita.

Baca Selengkapnya

Polisi: Proses Aborsi di Klinik Percetakan Negara Hanya Lima Menit

25 September 2020

Polisi: Proses Aborsi di Klinik Percetakan Negara Hanya Lima Menit

Polisi mengatakan proses aborsi di Klinik Aborsi Ilegal di Percetakan Negara III, Senen, Jakarta Pusat sangat singkat.

Baca Selengkapnya