Sampah Tangerang Selatan Berakhir di Tempat Pembuangan Liar
Selasa, 12 Januari 2010 14:57 WIB
TEMPO Interaktif, Tangerang - Memasuki pekan kedua krisis sampah di Tangerang Selatan, Banten, belum juga terselesaikan. Masalah sampah masih menjadi momok kota baru itu karena hingga kini pemerintah daerah setempat belum juga menemukan tempat pembuangan sampah akhir. Akibatnya, banyak truk sampah membuang ke tempat pembuangan akhir liar yang ada di wilayah itu.
Dalam beberapa hari ini, Tempo menelusuri di mana saja sampah di tujuh kecamatan itu dibuang. Truk sampah warna hijau milik Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan kerap mampir ke TPA-TPA liar yang ada di wilayah itu. Seperti, di Makam Tugu, Ciputat, merupakan buangan sampah dari wilayah kecamatan Pondok Aren. "Tapi truk yang ke sini hanya membawa sampah dari perumahan saja," ujar Yudi, pengelola tempat itu kepada Tempo, Selasa (12/1).
Yudi menyebutkan sudah setahun ini TPA itu beroperasi. Sampah yang kebanyakan dibuang di sana adalah sampah rumah tangga yang masih bisa didaur ulang. "Kalau sampah pasar kami tidak mau," katanya.
Menurut dia, sejak dua pekan ini volume truk yang masuk cukup banyak. "Banyaklah, tapi sampahnya tidak kami biarkan menumpuk, langsung dibakar,"katanya.
Berdasarkan pantauan, di atas lahan seluas 2.500 meter persegi itu tumpukan sampah menggunung setinggi atap rumah warga. Kepulan asap mengotori langit terlihat jelas dari jalan tol Bintaro. Puluhan pemulung terlihat asyik mengais tumpukan sampah.
Selain dibuang ke Makam Tugu, sampah juga dibuang ke Pondok Petir, Pamulang. Di lokasi ini, lahan cukup luas dan dalam. Puluhan truk sampah dalam sehari mampir ke TPA liar ini.
Soal membuang sampah di TPA liar ini diakui Pemerintah Tangerang Selatan. "Ini sifatnya sementara, di mana saja tempat yang bisa menampung sampah akan kami gunakan," kata Asisten Daerah II Bidang Pembangunan Tangerang Selatan, Sudrajat kepada Tempo.
Menurut Sudrajat, sejauh ini pihaknya memberikan kompensasi kepada pihak-pihak yang mau menerima sampah Tangerang Selatan." Kompensasinya jelas dan pemilik lahan setuju,"katanya. Cara ini, ia meneruskan, terpaksa dilakukan karena jika tidak diangkut sehari saja, sampah akan menggunung di kota-kota baru itu.
JONIANSYAH