Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wagub: Sampah di DKI Jakarta 7.800 Ton per Hari

image-gnews
Warga memikul jeriken air melintasi jembatan kayu di antara sampah di kawasan perkampungan nelayan Cilincing, Jakarta, Ahad, 20 Februari 2022. Jelang peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022, Pemprov DKI Jakarta mengajak warga Jakarta untuk peduli sampah mulai dari lingkungan terdekat minimal dengan cara memilah sampah dari rumah. ANTARA/Aprillio Akbar
Warga memikul jeriken air melintasi jembatan kayu di antara sampah di kawasan perkampungan nelayan Cilincing, Jakarta, Ahad, 20 Februari 2022. Jelang peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022, Pemprov DKI Jakarta mengajak warga Jakarta untuk peduli sampah mulai dari lingkungan terdekat minimal dengan cara memilah sampah dari rumah. ANTARA/Aprillio Akbar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria mengatakan sampah di DKI Jakarta per harinya bisa mencapai 7.800 ton. Sebabnya Ibu Kota membutuhkan tempat pengolahan sampah berskala besar.

“Saat ini tidak kurang 7.800 ton sampah dibuang di Jakarta setiap hari sehingga kami upayakan untuk membangun pengelolaan sampah berskala besar seperti ITF (Intermediate Treatment Facility) dan beberapa yang berskala kecil,” kata Riza Patria usai kegiatan tanam pohon di DAS Ciliwung pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Tempat pengelolaan sampah Jakarta akan mengatur semua jenis sampah mulai dari limbah plastik hingga besi organik. Riza mengimbau masyarakat agar mulai memilah dan mengelompokkan sampah sehingga lebih efisien dalam pengelolaannya.

Riza berharap fasilitas pengolahan sampah menjadi energi terbarukan atau Intermediate Treatment Facility (ITF) yang sedang pemerintah bangun bisa selesai dalam waktu tiga hingga empat tahun ke depan.

Proyek ITF merupakan bagian dari Masterplan Pengelolaan Sampah Provinsi DKI Jakarta 2012-2032. Fasilitas ini akan dibangun di empat lokasi berbeda, yaitu di Sunter, Marunda, Cakung, dan Duri Kosambi. Keberadaan fasilitas ini dapat mengurangi ketergantungan DKI Jakarta dengan TPST Bantargebang.

Untuk ITF Sunter, fasilitas ini dibangun di lahan seluar 3,05 hektare. Proyek tersebut merupakan hasil kerjasama dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan Fortum, perusahaan asal Finlandia. Awalnya ITF diperkirakan bisa diuji coba dan dioperasikan pada 2021-2022, namun target tersebut mundur hingga 2024 saat rapat PT Jakpro dengan Komisi C DPRD DKI Jakarta Februari lalu.

Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dalam laman resminya mengatakan, pembangunan PLTSa/ITF ini bertujuan untuk mereduksi sampah sebanyak 80-90 persen dari kapasitas total jumlah sampah pada setiap fasilitas PLTSa/ITF.

Pengolahan sampah tersebut melalui perubahan bentuk, komposisi, dan volume sampah dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah tepat guna dan ramah lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis, finansial, dan sosial.

Klasifikasi teknologi yang akan dibangun dan dioperasikan tersebut terbagi ke dalam empat jenis, yaitu dengan menggunakan Teknologi Incinerator, Gasifikasi, Pyrolisis, dan Refuse Derived Fuel (RDF).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sampah di ITF akan melalui diolah melalui proses incineration atau dibakar pada suhu tinggi. Sampah-sampah tersebut dimasukkan ke dalam sebuah ruang (chamber) dan diaduk agar panas yang diberikan merata secara keseluruhan. Suhu yang digunakan sekitar 2200 Fahrenheit atau kurang lebih 1200 derajat Celcius.

Salah satu fitur unggulan ITF adalah kemampuannya untuk menghasilkan listrik dari sampah. Dari 2.200 ton sampah yang diolah setiap hari, fasilitas tersebut dapat menciptakan sekitar 35 megawatt listrik.

Proyek ITF Mandek, DPRD Duga Investor Tak Punya Uang

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah menyebut gagalnya pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) di empat wilayah Jakarta karena terkendala dana. Padahal sudah ada pemenang tender dalam proyek pembuatan tempat pengelolaan sampah tersebut.

Ida mencontohkan pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara dengan pemenang tender PT Fortum Finlandia. Lalu di Jakarta Barat dengan pemenang tender konsorsium PT WIKA-Indoplas Karya Energi. Menurut Ida, keduanya mengalami masalah keuangan.

"Fortum ternyata terkendala karena investor keuangannya yang memang tidak bisa berjalan dengan baik, yang kedua Wika-Indoplas juga sama faktor keuangan," kata Ida dalam keterangannya, Rabu, 22 Desember 2021.

Ida menilai pemenang tender tidak punya dana untuk modal membangun ITF yang nilainya mencapai Rp 3 triliun. "Jadi ini (tender), kan, harus punya uang. Jangan karena dia sudah dimenangkan, tapi ternyata dia tidak punya uang," ucap dia.

Selain permasalahan keuangan, masalah tanah turut mengganggu pembangunan ITF. Permasalahan tanah ini sudah terjadi sejak November 2020 hingga sekarang. Menurut Ida, hal ini terjadi karena Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pengelolaan sampa di Jakarta yang kurang matang.

Baca juga: Kemenkeu Sampaikan Peluang Investasi Pengolahan Sampah ITF Jakarta ke PT SMI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

16 jam lalu

Ilustrasi popok bayi sekali pakai dan cloth diapers. kangacare.com/Pop-buzz.com
Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

Popok clodi lebih ramah lingkungan dari pupuk sekali pakai


Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Warga melintas di dekat tempat pembuangan sampah sementara di Yogyakarta, Senin, 17 Juli 2023. Penutupan sementara Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan untuk penataan berimbas pada tutupnya sejumlah tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.


Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

1 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.


TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

4 hari lalu

Pengelolaan sampah organik di Dusun Petung Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.


NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

9 hari lalu

NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

Sebagai tujuan wisata nasional berkomitmen menjaga destinasi tetap bersih dan nyaman.


Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

11 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

12 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

12 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.


Solusi Sampah Kabupaten Sumenep, Ubah Daerah Sampah Jadi Destinasi Pariwisata

13 hari lalu

Solusi Sampah Kabupaten Sumenep, Ubah Daerah Sampah Jadi Destinasi Pariwisata

Achmad Fauzi berhasil mengubah daerah sampah menjadi destinasi wisata.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

13 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.