“Saat ini korban dalam perlindungan kami,” ujar Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Boedihardjo, Jumat (12/2). Korban berinisal PJ.
Bocah berusia delapan tahun itu ditemukan petugas ketika sedang merazia anak jalanan di Jakarta Timur beberapa waktu lalu. Mulanya PJ menutup rapat rahasia tersebut kepada petugas.
Namun belakangan ia mengakui perbuatan babe kepada petugas. “Ia mengaku trauma,” ujarnya. Boedihardji menjelaskan, PJ adalah salah seorang korban yang belum terlacak oleh pihak kepolisian.
Selain PJ, kata dia, petugas juga tengah memberikan perlindungan terhadap ST, bocah berusia 9 tahun, yang kerap dieksploitasi oleh orang tuanya sendiri. “Setiap hari dia diminta menyetor Rp 50 ribu,” katanya.
PJ dan ST merupakan gambaran kecil dari kerasnya kehidupan anak jalanan. Dari sekitar 2000 anak yang ditemukan petugas dalam razia beberapa waktu lalu. Sekitar 114 diantarnya mengaku kerap mengalami kekerasan seksual dan dieksploitasi oleh para preman.
“Sebagian dari pelaku berlindung dibalik kedok yayasan,” ujarnya. Boediharjo menerangkan, persoalan anak jalanan merupakan masalah yang cukup komplek.
Persoalan itu acapkali bersinggungan dengan sejumlah aspek seperti masalah kemiskinan, sosial, ketertiban umum, dan kejahatan. “Permasalahan mereka harus kita selesaikan secara menyeluruh dengan melibatkan sejumlah pihak,” katanya.
RIKY FERDIANTO