Warga Kampung Bahari Keluhkan Sampah di Perlintasan Kereta
Senin, 17 Mei 2010 13:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Warga Kampung Bahari, Kecamatan Tanjung Priuk, Jakarta Utara mengeluhkan menumpuknya sampah di rel kereta api yang membelah kampung mereka. Selain merusak keindahan, tumpukan sampah menebarkan bau tak sedap. Warga berharap bantuan pemerintah kota.
"Warga kampung sekitar sini biasa buang sampah di sini," Nasrudin, 42 tahun, warga Kampung Bahari kepada Tempo, Senin (17/5). Kondisi ini telah berlangsung semenjak tiga tahun lalu.
Sebelumnya, warga secara swadaya membuat bak penampungan sampah di tembok yang membatasi rel kereta dengan perkampungan. Namun bak sampah tersebut tidak bertahan lama karena dibongkar oleh PT Kereta Api Indonesia.
Tempat penampungan sampah terdekat, berada di Gang 21 Kampung Warakas yang letaknya satu kilometer dari kampung Bahari, dianggap terlalu jauh oleh warga. "Kalau mau kerja, warga kan seringnya lewat perlintasan kereta ini, jadi tinggal buang," tambah dia.
Pemerintah kota Jakarta Utara sempat menarik iuran kebersihan dari warga. Namun karena tumpukan sampah tak kunjung dibersihkan petugas kebersihan, sekarang warga menolak membayar iuran.
Pemantauan Tempo memperlihatkan plastik berisikan sampah dapur bertebaran di kiri-kanan jalan perlintasan. Saat melintas, pengendara atau pejalan kaki dapat mencium bau sampah yang menyengat. Ketinggian tumpukan sampah saat ini mencapai dengkul orang dewasa. "Biasanya kalau udah tinggi, warga membakar sampah itu," katanya.
PT KAI juga ikut menjadi korban karena ruas rel juga tertimbun sampah. Akibatnya setiap melintas, kereta akan terhambat tumpukan sampah yang berjarak sekitar dua kilometer dari Stasiun Tanjung Priuk itu.
"Kita sih berharap pemerintah bisa menyediakan bak penampungan sampak yang dekat dan layak untuk warga," tutup Nasrudin.
ANTON WILLIAM