FPI Tidak Mempermasalahkan Penetapan Muharli Sebagai Tersangka

Reporter

Editor

Rabu, 15 September 2010 21:22 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) tidak mempermasalahkan penetapan status Ketua FPI Bekasi, Muharli Barda, 37 tahun, sebagai tersangka.

“Tidak masalah itu (status tersangka), kami akan tunggu pembuktian polisi tentang keterkaitan Muharli pada kasus itu,” kata Munarman, Ketua Urusan Advokasi FPI, kepada Tempo, Rabu (15/9).

Munarman berdalih Muharli ditetapkan sebagai tersangka bukan sebagai pelaku penusukan jemaat Huriat Kristen Batak Protestan, melainkan karena pesan singkat (SMS) yang beredar sebelum kejadian tersebut yang berisi tentang ajakan berkumpul di masjid. Namun Munarman tidak merinci lebih lanjut apa maksud SMS tersebut.

“Saya juga tidak tahu pasti apa maksud SMS-nya. Tapi yang pasti ia (Muharli) bukan pelaku penusukan, hanya diperiksa karena kaitan SMS dia yang beredar sebelum kejadian,” kata Munarman.

Munarman mengatakan pihak DPP FPI akan terus mendampingi Muharli di proses pidana yang sedang ia alami. “Langkah konkret nanti tergantung hasil pembicaraan dengan pengacara lain di Lembaga bantuan Hukum FPI. Namun yang pasti kami akan terus mendampingi,” ujar Munarman.

Saat ini, lanjut Munarman, DPP FPI sudah menonaktifkan sementara Muharli sebagai Ketua FPI Bekasi dan menggantinya dengan Abdul Kadir. “Kami nonaktifkan ia sampai ada putusan hukum tetap.” ujarnya.

Sementara itu, Ketua FPI Habib Rizieq Shihab menolak memberikan tanggapan terhadap kasus yang menimpa salah satu anggotannya itu. Lewat pesan singkatnya, Habib Rizieq hanya mempersilakan Tempo untuk menghubungi Munarman.

“Silahkan hubungi Munarman selaku Ketua DPP FPI Urusan Advokasi,” ujar Habib Rizieq dalam pesan singkatnya.

Ahad lalu, jemaat Gereja HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi, diserang sekelompok orang yang mengendarai sepeda motor saat hendak melangsungkan kebaktian di Kampung Ciketing Asem. Akibatnya, pembantu pendeta (Silatua) Asian Lumbantoruan Sihombing, 50 tahun, menderita luka tusuk di perut sebelah kanan. Korban lainnya, pendeta Luspida Simanjuntak mendapat luka memar di pelipis kiri.

ARIE FIRDAUS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

8 Maret 2018

Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

Lima bulan pembangunan sekolah Santa Laurensia terkatung-katung akibat kabar bohong tentang proyek gereja. Siswa akan ditampung di gedung lain.

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

7 Maret 2018

Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

Setelah terhenti dilanda isu proyek gereja terbesar di Asia, pembangunan Sekolah Santa Laurensia di Suvarna Padi, Alam Sutera, Tangerang, dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

11 November 2017

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

Saat dijemput jemaat HKBP Cilincing, Jakarta, Sandi ikut menikmati tarian Tortor di gereja tersebut.

Baca Selengkapnya

Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

24 Oktober 2017

Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

Gereja Scientology mengatakan selalu membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan.

Baca Selengkapnya

Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

20 Oktober 2017

Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

Kepala Proyek Sekolah Santa Laurensia Suvarna Padi di Alam Sutera, Pilonedi Sioan Angen menjamin tidak ada pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggar

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

20 Oktober 2017

Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

Sekolah Santa Laurensia mengapresiasi keputusan bersama yang meminta menyetop sementara proyek sekolah di Suvarna Padi, Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

19 Oktober 2017

Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan izin yang dikeluarkan untuk pembangunan di Alam Sutera adalah untuk sekolah, bukan gereja.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

19 Oktober 2017

Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan kabar pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara di Alam Sutera adalah hoax.

Baca Selengkapnya

Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

3 April 2017

Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, walaupun ditembak, ia tak akan mencabut izin pembangunan Gereja Santa Clara karena izin itu adalah produk negara.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

30 Maret 2017

Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

Wali Kota Bekasi mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proses perizinan pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara.

Baca Selengkapnya