TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo) menetapkan target perolehan pelanggan sebesar 1,2 juta hingga tahun 2006 mendatang. Saat ini, operator telepon dengan teknologi gelombang radio tersebut baru memiliki pelanggan sebanyak 132 ribu orang. Para pelanggan itu tersebar di kawasan Jabotabek, Banten dan Jawa Barat. Sedangkan total investasi yang dibutuhkan hingga 2006 diperkirakan akan mencapai US$ 250-300 juta. Kami optimis dapat mencapai target itu, kata Presiden Direktur Ratelindo Virano G. Nasution seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi Perhubungan, Telekomunikasi dan Prasarana Wilayah DPR, di gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (10/2). Tahun 2003 ini, kata Virano, Ratelindo berencana membangun 150 ribu sambungan telepon baru dengan total investasi US$ 40 juta. Proyek kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi dari Kanada, Nortel Network dan Samsung dari Korea Selatan ini akan dilakukan dengan skema pembiayaan vendor financing. Mungkin dengan sistem obligasi atau lainnya. Itu masih kita hitung mana yang paling kompetitif, kata Virano. Berkaitan dengan penundaan kenaikan tarif telepon, menurut Virano, hal tersebut tidak akan mempengaruhi rencana dan target investasi. Meski diakuinya, penundaan itu akan sedikit mempengaruhi kinerja keuangan perusahaannya. Soal penundaan kenaikan tarif dan perhitungan tarif interkoneksi itu wewenang pemerintah sepenuhnya. Kami memang berharap akan ada kenaikan, katanya. Virano juga mengatakan, Ratelindo belum berniat terjun di sektor jasa telepon seluler yang terus tumbuh tersebut. Pasalnya, mereka masih terhalang oleh izin operasi sebagai operator telepon dengan teknologi gelombang radio. Itu tergantung pemberi izin operasi. Kalau menguntungkan, tentu kami tertarik saja untuk menanam investasi, tuturnya menjelaskan. Seperti diketahui, operasi jaringan Ratelindo saat ini terutama adalah di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan telepon milik PT Telkom. Namun, hingga saat ini, keberadaan jaringan Ratelindo masih terbatas di Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Saham Ratelindo sendiri sebagian besar dikuasai oleh Bakrie Communication, yaitu sebesar 71 persen. Sisanya sebesar 16 persen dimiliki oleh Quantum Bahana Enterprises dan sisanya 13 persen dimiliki lembaga keuangan internasional CMA Fund Management. (Sapto Pradityo-Tempo News Room)
Berita terkait
Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman
12 menit lalu
Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman
Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme