TEMPO Interaktif, Jakarta:Jumlah penderita diare berat di Jakarta mencapai 400 orang dan 85 persen adalah balita. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Abdul Chalik Masulili, Minggu (102) siang, mengatakan diare mengakibatkan seorang balita tewas dan “Enam orang mati karena komplikasi diare berat dengan penyakit lainnya.” Ia mengatakan setelah banjir, diare berat – yang sudah mengalami dehidrasi sehingga membutuhkan infus - banyak menyerang. “Khususnya [anak] di bawah setahun," imbuhnya. Selain diare, ia mengatakan penyakit pasca banjir yang banyak berjangkit adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Tapi, katanya, jumlah penderita ISPA ini belum mencapai sepuluh orang dan belum menyerang paru-paru. “Kami sudah buat posko kesehatan di pengungsian dan puskesmas-puskesmas melayani masyarakat [korban banjir] secara gratis," katanya. Para korban banjir hanya membawa surat pengantar dari posko kesehatan, puskesmas, RT, RW, kelurahan, atau pihak yang berkompeten. Pengenaan gratis ini berlaku hingga banjir tidak ada lagi, katanya. "Untuk mencegah diare, kami sudah drop infus dan oralit," ia melanjutkan. Ia juga mengimbau warga mulai membersihkan lingkungannya tinggal. "Dibersihkan pakai lisol dan karbol yang disediakan gratis dinas kesehatan." (Istiqomatul Hayati-Tempo News Room)