TEMPO Interaktif, Jakarta:Sebanyak 29 lembaga swadaya masyarakat berunjuk rasa di halaman gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (11/2) siang. Mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta Sutioso mundur dari jabatannya. Aksi itu yang diikuti sekitar 300 orang itu berjalan damai, diisi orasi, nyanyian dan pembacaan puisi. Peserta aksi juga menggelar poster-poster dan lembaran kain putih berisi tanda tangan sebagai bentuk dukungan untuk menuntut Sutiyoso mundur. Aksi tersebut dijaga cukup ketat oleh sekitar 40 anggota kepolisian yang bertugas di gedung Dewan. Peserta aksi juga menuntut ganti rugi untuk korban banjir dan pemilihan gubernur secara langsung oleh masyarakat. Menurut Koordinator Urban Poor Consortium Wardah Hafiz, banjir di Jakarta mengharuskan masyarakat untuk berani radikal menuju penataan sistematik dan mendasar kota Jakarta yang adil dan beradab. Warga kota telah memulai langkah tersebut dengan membuktikan solidaritas yang tinggi dalam menangani korban banjir. "Langkah berikutnya yaitu menuntut Gubernur Sutiyoso mundur, ganti rugi untuk korban banjir dan pemilihan gubernur secara langsung," kata Wardah kepada Tempo News Room di sela-sela aksi. Aksi itu digelad di gedung DPR/MPR, kata Wardah, karena wakil-wakil rakyat di tingkat provinsi DKI tidak berani untuk mendesak Sutiyoso mundur. Selain itu, karena tuntutan pemilihan gubernur secara langsung harus melakukan perubahan mendasar pada Undang-Undang No 22/1999 tentang pemerintahaan daerah. Perubahan tersebut hanya bisa dilakukan atas persetujuan dari DPR. Rencananya pukul 14.00 WIB, sebanyak 20 wakil dari 29 LSM tersebut akan diterima oleh Komisi II DPR RI. (SS Kurniawan)
Berita terkait
Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi
11 menit lalu
Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi
Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.