Keluarga Sering Terima Telepon dan Pesan Singkat Minta Tebusan
Reporter
Editor
Senin, 29 November 2010 10:29 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Keluarga korban penculikan bocah Firdzansyah Erzha Gifari (Izan) menerima telepon dan pesan singkat. Isinya berupa ancaman dan minta uang tebusan atas bayi berusia 1,5 bulan itu. " Ada yang dari luar Jawa, ada yang dari Cirebon ada yang dari Surabaya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan, hari ini.
Izan, anak pasangan Anjar Gifari dan Nurhayati hilang dibawa pria berusia sekitar 40 tahun, pada Jumat lalu (26/11) sekitar pukul 13.00-14.00, ketika neneknya Siti Rokayah, 58 tahun mengambil jemuran di belakang rumah. Diperikirakan hanya ditinggal sekitar 10 menit, di halaman rumah.
Menurut Dodi, pengiriman pesan singkat atau telepon seringkali setelah dikoordinasi dengan kepolisian setempat dan dicek ternyata anaknya tidak ada. "Bahkan yang di Cirebon ternyata alamatnya tidak ada," katanya.
Namun, polisi dan keluarga berusaha untuk mengarahkan negosiasi seolah-olah pihak keluarga koran tidak akan menghubungi pihak berwajib. Walau kebanyakan ternyata orang tak bertanggung jawab yang memanfaatkan keadaan. "Ini kan kasus penculikan anak jadi kami harus gerak cepat, mengkomunikasikan dengan kepolisian lain," kata Dodi.
Polisi optimis bisa mendapatkan info keberadaan Izan. Walau dari data Komisi Perlindungan Anak, hanya 28 persen anak hilang yang kembali ke orang tuanya.