TEMPO Interaktif, Jakarta - Terik matahari tak lagi menyengat Kamis sore lalu, 21 Juli 2011. Warga sekitar Stasiun Rawa Buaya, Duri Kosambi, Jakarta Barat, berduyun-duyun menuju rel kereta api.
Seperti menantang kereta yang bisa sewaktu-waktu datang, beberapa orang lalu duduk di bantalan rel sembari menaruh kedua tangannya di rel. Beberapa lagi bahkan nekat rebahan, kepala diletakkan di satu bentang rel lalu kaki di bentang rel lainnya.
Tak peduli larangan, mereka bermaksud mencari terapi listrik gratis. Menurut kesaksian beberapa warga, kejutan arus listrik yang dirasakan begitu badan ditempelkan dengan rel berkhasiat menyembuhkan. "Badan jadi enak. Tidak sering nyeri lagi," kata Sri, 50 tahun, yang mengaku mengidap diabetes.
Sri mengaku sudah mengikuti terapi massal itu selama setahun. "Bagi orang kecil seperti saya, terapi gratis ini kan sangat membantu. Kalau terapi beneran, mana saya mampu?" ujar Sri.
Warga yang datang dari Semanan, Kalideres, itu menyatakan tidak khawatir akan kemungkinan tertabrak kereta saat terapi. Teguran atau pengusiran dari petugas PT Kereta Api (KA) diakui telah dia diterima. Tapi, dia mengatakan, "Tangkap ya tangkap saja. Kalau kemungkinan mati kan bisa kapan dan di mana saja."
Budi, 52 tahun, juga mengaku memperoleh efek positif dari terapi itu. Dia menyatakan penyakit asam urat yang dideritanya kini membaik. "Belum saya cek ke dokter, tapi saya pribadi merasakan perubahan baik di tubuh saya," kata pria yang sore itu rebahan dengan bercelana pendek, kaus putih, topi cokelat, dan kacamata hitam itu.
Warga memang serius menjalani terapi. Mereka bahkan datang dengan persiapan handuk untuk alas tidur. "Mungkin banyak orang ke sini karena dekat dengan stasiun yang punya 2 jalur rel dan ada pengeras suara sehingga gampang tahu jika ada kereta melintas," tutur Budi.
PT KA jelas tak senang dengan adanya terapi itu. Selain berbahaya, kondisi stasiun juga menjadi kumuh. Mereka berusaha mencari dan memanggil orang yang dianggap sebagai tabib dari terapi itu. "Tapi, belum ada yang datang," kata Executive Vice President PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I, Purnomo Radiq, Kamis lalu.
Kepala Stasiun Rawa Buaya, Suardi, mengungkapkan pihaknya telah bolak-balik menertibkan. Juga memasang spanduk berisi peringatan dan larangan. "Tapi warga masih saja membandel. Susah juga (menghalau warga)," katanya mengeluh.
Wakil Lurah Duri Kosambi Firmansyah tak tahu pasti sejak kapan kebiasaan aneh itu dilakoni warga. Menurut dia, kebiasaan itu memang pernah marak, tapi kemudian menghilang, sampai muncul lagi saat ini. "Sepertinya ini berkembang dari mulut ke mulut saja. Tidak ada yang bertindak sebagai tabibnya," kata Firmansyah.
Tak urung, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pun angkat bicara. Dia meminta warga untuk berhenti terapi. "Sudah diimbau, itu satu langkah yang secara medis tak bisa dipertanggungjawabkan," kata Fauzi di Balai Kota, Jumat kemarin, 22 Juli 2011.
Fauzi membantah dugaan rendahnya pelayanan kesehatan di puskesmas setempat, sehingga warga memilih terapi alternatif berbaring di rel. "Itu mindset yang keliru saja, puskesmas kecamatan kita sudah mendapat ISO," katanya.
Secara terpisah, Kepala Polsek Cengkareng Komisaris Ruslan menyatakan menunggu permintaan dari PT KA untuk bisa ikut menertibkan di jalur kereta itu. "Tidak bisa main tangkap atau usir. Bukan wewenang kami tiba-tiba masuk ke sana," kata Ruslan.
ARIE FIRDAUS | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | HERU TRIYONO | IRA GUSLINA | SITA
Berita terkait
Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan
24 hari lalu
Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.
Baca SelengkapnyaBahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal
35 hari lalu
Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.
Baca SelengkapnyaOlahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI
35 hari lalu
Guru besar FKUI menyarankan penderita penyakit ginjal kronis berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.
Baca Selengkapnya3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes
35 hari lalu
Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?
Baca SelengkapnyaBanyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya
36 hari lalu
Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dengan kerusakan yang sudah cukup berat atau berlangsung lama.
Baca SelengkapnyaMengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak
38 hari lalu
Aneurisma otak yang pecah menimbulkan banyak gejala, termasuk "sakit kepala petir", yang dikenal dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa.
Baca Selengkapnya6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker
43 hari lalu
Seledri adalah sayuran renyah dan berserat yang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Lantas apa saja manfaatnya?
Baca SelengkapnyaWaspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal
47 hari lalu
Faktor penyebab terbesar di dunia (termasuk juga di Indonesia) untuk gangguan ginjal adalah diabetes. Jalani gaya hidup sehat mulai sekarang.
Baca SelengkapnyaHari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien
48 hari lalu
Hari Ginjal Sedunia tahun ini diperingati pada 14 Mret 2024. Ini 4 hal yang perlu jadi fokus para pihak untuk selamatkan nyawa pasien penyakit ginjal.
Baca SelengkapnyaGejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan
48 hari lalu
Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.
Baca Selengkapnya