Pemakai Kendaraan Pribadi Mulai Melirik Kopaja AC  

Reporter

Editor

Rabu, 10 Agustus 2011 14:16 WIB

Kopaja AC no.S.13 jurusan Ragunan Belakang - Slipi saat oprasi perdana, Jakarta, Senin (8/8). Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa peremajaan bus Kopaja tersebut dapat membantu upaya mengurai kemacetan di Jakarta. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lahan penitipan kendaraan di Ragunan belakang mulai terisi. Ketua Umum PT Kopaja Nanang Basuki mengklaim bila terisinya fasilitas park and ride itu dampak dari mulai beroperasinya Kopaja AC S-13 dengan rute Ragunan Belakang-Cilandak KKO-TB Simatupang-Pondok Indah-Gandaria-Mayestik-CSW-Semanggi-Slipi-Grogol.

"Saya mendapat laporan di lapangan, park and ride di Ragunan belakang mulai terisi. Padahal biasanya kosong," kata Nanang, Rabu, 10 Agustus 2011. Keberadaan Kopaja AC S-13 sejak Senin, 8 Agustus lalu, memang cukup menarik minat masyarakat. Hingga hari ketiga pengoperasiannya sudah 1.200 warga yang menumpang Kopaja itu.

Seorang penumpang yang juga menitipkan kendaraannya di lahan parkir dan memilih naik kopaja AC S-13 adalah Banoe Ilham, 27 tahun. Warga Jelambar, Jakarta Barat, itu memilih menitipkan kendaraan roda duanya di halaman parkir Universitas Trisakti dan menumpang kopaja AC S-13. "Sejak ada kopaja AC saya lebih memilih naik ini ke kantor di Lebak Bulus. Adem," kata Ilham saat ditemui Tempo kala menumpang Kopaja AC S-13.

Kopaja berwarna silver-hijau ini memang berbeda dari Kopaja pada umumnya, yakni memiliki penyejuk ruangan, maksimal penumpang 35 orang terdiri dari 27 penumpang duduk dan delapan berdiri, serta tidak menaikkan pengamen dan penjual asongan. Bila jumlah penumpang sudah 35 orang, kondektur akan memasang tanda bertuliskan "maaf penuh" di kaca depan. Dan sopirnya pun tidak mengendarainya secara ugal-ugalan.

Menurut Nanang, baik sopir maupun kenek tidak diwajibkan mengejar setoran. Malah keduanya mendapat gaji tetap dari perusahaan, yakni Rp 2,3 juta untuk kondektur dan sekitar Rp 2,6 bagi sopir. Besaran gaji itu terdiri dari gaji pokok sekitar Rp 1,2 juta ditambah uang makan dan transportasi sejumlah Rp 22.500 per hari, dan tunjangan operasional Rp 25 ribu per hari. "Sopir dan kondektur juga mendapat tunjangan kesehatan di luar uang gaji mereka," kata Nanang.

Salah seorang kondektur Kopaja AC S-13 yang ditemui Tempo bernama Hermanto, 42 tahun. Sebelum mengawaki Kopaja AC S-13, Hermanto sudah puluhan tahun menjadi kondektur Kopaja biasa. Meski harus berjuang melewati serangkaian tes tertulis agar bisa bergabung di Kopaja AC S-13, Hermanto mengaku senang. "Enak di S-13, enggak capek seperti kenek Kopaja yang lain. Soalnya di sini enggak kejar setoran dan kerja delapan jam sehari," ujar dia.

Saat ini Kopaja AC S-13 memiliki tarif Rp 2.000 per penumpang. Dengan tarif murah tersebut, S-13 tidak bisa menaikkan penumpang di sembarang halte. Alasannya, banyak armada Kopaja lain yang protes akan keberadaan S-13. "Nanti kalau tarif sudah disesuaikan, kami baru bisa menaikkan penumpang di halte mana saja," kata Hermanto.

CORNILA DESYANA

Berita terkait

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

4 hari lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

6 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

8 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

11 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

18 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

22 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

23 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

28 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

29 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya