Pengibar Pertama Merah Putih Dapat Apartemen

Reporter

Editor

Rabu, 17 Agustus 2011 15:03 WIB

ANTARA/Dhoni Setiawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengibar bendera merah putih pada pembacaan proklamasi 17 Agustus 1945, Ilyas Karim, mendapatkan satu unit apartemen di Kalibata City, Jakarta Selatan, pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-66 RI, Rabu, 17 Agustus 2011.

Sebelumnya, kakek 28 cucu dari 14 anak ini harus menjalani masa tua di rumah semipermanen di bantaran rel kereta api dekat stasiun Duren Kalibata, Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Rawajati Barat Nomor 07, RT 09 RW 04, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Rumah dua lantai berwarna biru itu ditempatinya sejak rumahnya di Asrama Tentara Siliwangi, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, digusur pada 1984.

"Karena dulu digusur, saya lalu minta izin ke PJKA menggunakan tanah kosong untuk bangun rumah," kata Ilyas saat ditemui di rumahnya, Rabu 17 Agustus 2011. Kondisi kesehatan pria 84 tahun ini jauh menurun. Bahkan kelopak matanya harus diplester karena tak lagi bisa membuka, tapi masih bisa melihat.

Namun pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 31 Desember 1927 ini baru bisa menikmati masa tuanya di apartemen Kalibata City sekitar Juni 2012. Dalam penyerahan apartemen yang dihadiri Wakil Gubernur DKI Prijanto, Ilyas mengaku senang akhirnya bisa mendapatkan bantuan rumah dari Pemerintah Provinsi DKI dan pengembang. Apalagi setelah permintaan serupa ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2004 saat masih menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan tak kunjung dikabulkan. "Seperti mimpi ada perhatian dari Pak Prijanto dan pengembang Kalibata City," kata dia.

Pemberian apartemen ini bermula dari kedatangan Ketua Umum Yayasan Pejuang Siliwangi ke Balai Kota DKI Jakarta sekitar dua tahun lalu. Saat itu Prijanto berjanji mencarikan apartemen di Kalibata City yang sedang dibangun. "Alhamdulillah sudah terlaksana. Saya plong janji sudah terpenuhi," kata Prijanto.

CEO Kalibata City, Budi Yanto Lusli, menambahkan pemberian apartemen ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk lebih memperhatikan nasib pejuang dan orang-orang yang memiliki jasa terhadap bangsa, tapi terlupakan. "Semoga pengembang lain juga tergerak melakukan CSR seperti ini," kata dia.

ARYANI KRISTANTI






Advertising
Advertising








Berita terkait

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2022

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

Belajar sejarah tak melulu dari buku melainkan juga bisa lewat menonton film. Simak ulasannya di sini.

Baca Selengkapnya

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

5 Juni 2022

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

Menyosialisasikan perjuangan Ratu Kalinyamat lewat pagelaran seni-seni tradisional yang digemari masyarakat, harus terus ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2021

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda dianggap pengkhianat karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Bagaimana nasibnya?

Baca Selengkapnya

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

16 Agustus 2021

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

BM Diah mengatakan naskah asli teks proklamasi dibuang ke tempat sampah begitu saja usai diketik oleh Sayuti Melik.

Baca Selengkapnya

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

16 Agustus 2021

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

Ulama Muhammadiyah di Yogyakarta membentuk satuan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

14 Agustus 2021

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

AR Baswedan merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Baca Selengkapnya

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

5 Agustus 2021

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Sukarni bersama tokoh pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok jelang kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

17 Agustus 2017

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

Dua bulan setelah Proklamasi 1945, Kepala Kepolisian Negara Raden Said Soekanto memberi tugas kepada pemuda-pemuda menyebarkan berita proklamasi.

Baca Selengkapnya

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

16 Agustus 2017

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

Amir Hamzah mempromosikan pentingnya kemerdekaan hingga ke dusun. Dibunuh karena dianggap pengkhianat.

Baca Selengkapnya

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

31 Juli 2017

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

Inilah catatan harian kita seputar Proklamasi 17 Agustus 1945. Ada kisah yang Anda belum tahu?

Baca Selengkapnya