Guru Honorer Kembali Berunjuk Rasa di Kantor Badan Kepegawaian

Reporter

Editor

Rabu, 14 September 2011 12:44 WIB

Ribuan guru honorer se-Indonesia berunjukrasa di depan gedung DPR/MPR-RI Jakarta, (19/01). Mereka menuntut untuk segera diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 50 guru honorer yang tergabung dalam Komite Guru Bekasi (KGB) menggelar unjuk rasa di depan gedung Badan Kepegawaian Negara (BKN) Jalan Letjend Sutoyo, Jakarta Timur, Rabu, 14 September 2011. Pengunjuk rasa menuntut pengangakat guru honorer di Bekasi menjadi pegawai negeri.

Ketua KGB, Mukhlis Setiabudi mengatakan, Tim Verifikasi dan Validasi rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil tingkat nasional tidak mengacuhkan rekomendasi Wali Kota Bekasi yang meminta pengangkatan 250 guru honorer. "Wali Kota mengakui kami harus diangkat," kata Mukhlis.

Aksi unjuk rasa ini bukan pertama kali digelar KGB. Sejak 2010, mereka sudah sekitar 10 kali menggelar aksi yang sama di depan BKN. Pada 25 Agustus lalu mereka bahkan berunjuk rasa di depan Istana. "Kami akan terus berunjukrasa sampai permintaan kami dikabulkan," kata Mukhlis.

Ahmad Zubaidi, pengunjuk rasa, mengatakan dirinya sudah sembilan belas tahun mengabdi sebagai guru honorer. Ia di bayar per jam. Tahun ini, ia hanya dapat jatah mengajar sebanyak enam jam atau sekitar Rp 180 ribu sebulan. Bapak dua anak itu terpaksa harus mencari kerja sampingan untuk menambah penghasilan.

Menurut Ahmad, setiap tahun jam mengajarnya terus tergerus setiap kali ada Calon Pegawai Negeri Sipil baru di sekolah tempatnya mengajar. "Setiap tahun ajaran baru kami ketar ketir, masih dikasih jam atau tidak," kata Guru Agama SMPN 16 Kota Bekasi itu.

Sudah banyak upaya dilakukan Ahamad agar bisa menyandang status pegawai negeri. Namun hingga saat ini upaya itu belum juga membuahkan hasil. Ia tak terdata dalam pendataan tenaga honorer menjadi CPNS tahun 2005 sampai 2009. Dia juga tak lolos dalam pendataan lanjutan tahun 2010. Dari 152 ribu tenaga honorer yang terdata tahun lalu, 85 ribu tenaga honorer termasuk Ahmad dinyatakan tak memenuhi syarat alias gagal.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

3 hari lalu

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?

Baca Selengkapnya

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

21 hari lalu

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

26 hari lalu

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

Selain spesifikasi laptop Huawei Matebook D14 terbaru dan 5 catatan para guru atas polemik ekskul Pramuka, ada juga soal ledakan amunisi kedaluwarsa.

Baca Selengkapnya

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

32 hari lalu

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.

Baca Selengkapnya

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

45 hari lalu

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

Seleksi PPPK tersebut diperuntukkan untuk guru di sekolah negeri.

Baca Selengkapnya

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

55 hari lalu

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

Perhimpunan Pendidikan dan Guru menolak jika makan siang gratis menggunakan dana BOS

Baca Selengkapnya

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

55 hari lalu

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

55 hari lalu

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

55 hari lalu

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

FSGI merespons program makan siang gratis dengan menyinggung teori Shang Yang. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

56 hari lalu

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

Menurut FSGI, penggunaan dana Bos untuk makan siang gratis menunjukkan pemerintah gagal memahami tujuan kebijakan itu.

Baca Selengkapnya