Bakteri E-Coli Cemari Air Baku PDAM Bekasi dan Jakarta  

Reporter

Editor

Kamis, 29 September 2011 16:30 WIB

Unjuk rasa memprotes pencemaran Sungai Surabaya oleh tinja di Surabaya. TEMPO/Fatkhurrohman Taufiq

TEMPO Interaktif, Bekasi - Air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi dan PDAM Jaya Jakarta tercemar bakteri escherichia coli (E-Coli). Bakteri bersumber dari air baku dua perusahaan itu yang diambil dari Kali Bekasi. Direktur PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono mengatakan bakteri diduga berasal dari pembuangan tinja secara serampangan ke Kali Bekasi. "Air baku untuk PDAM Bekasi dan Jakarta itu sama tercemarnya," kata Wahyu kepada wartawan di kantornya, Kamis 29 September 2011.

Enam bulan lalu, kata Wahyu, PDAM Tirta Bhagasasi bekerja sama dengan Departemen Kesehatan menguji kandungan E Coli air kali itu. Sampel air yang diperiksa diambil dari pelanggan yang mengalir dari pipa PDAM. "Tinggi kandungan bakteri e-Coli melebihi baku mutu."

Ambang batas maksimal kandungan bakteri E Coli dalam air 50/ 100 mililiter. Kandungan dalam air baku PDAM, menurut Wahyu, melebihi standar maksimal tersebut. Bahkan pada 2007 lalu kandungan bakteri E Coli dalam air Kali Bekasi pernah mencapai 100 ribu mililiter.

Wahyu mengaku tak mengherankan jika Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi menemukan mobil tangki pengangkut tinja membuang limbah ke Kali Bekasi dan Sungai Cileungsi.

Air tercemar jika dikonsumsi mengganggu kesehatan. Setidaknya akan menyebabkan diare hingga menyebabkan kematian. Mekanisme PDAM Tirta Bhagasasi dalam menetralisir air tercemar e-Coli dengan cara memberi kapur.

Makanya, kata Wahyu, air PDAM yang sampai ke rumah pelanggan sering berbau kapur. "Masalahnya banyak pelanggan mengeluh apabila airnya bau kaporit, sebenarnya tidak masalah dikonsumsi karena itu penetral dan diberikan dalam kadar aman." Pencemaran kali itu, ujar Wahyu, telah dilaporkan PDAM kepada Wali Kota dan Bupati. Tapi belum ada tindakan.

PDAM Tirta Baghasasi mengolah air baku Kali Bekasi di dua water treatment plant (WTP), yakni Cabang Rawatembaga dengan jumlah produksi 200 liter per detik dan cabang Kota berkapasitas 450 liter per detik. Idealnya, kata Wahyu, limbah domestik rumah tangga dibuang ke septictank. Adapun bekas cucian selayaknya dibuang ke sumur resapan bukan ke selokan karena mencemari lingkungan sekitar rumah.

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi Hidayat mengatakan pelaku pembuangan limbah tinja ke Sungai Cileungsi dan Kali Bekasi sulit dideteksi. "Pembuangan bisanya malam hari dan sembunyi-sembunyi." Menurut Dadang, pembuangan tinja ke kali semakin parah sejak sebulan lalu setelah instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu direnovasi.

HAMLUDDIN

Berita terkait

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

12 Mei 2022

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) air dan sanitasi 2022 yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

28 Juni 2019

Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

Perum Jasa Tirta II bekerja sama dengan Korea Water Resources Coperation (K-Water) dalam bidang pengelolaan sumber daya air di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

10 Oktober 2017

Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

Tiga kementerian menandatangani kerja sama untuk melindungi dan mengoptimalkan sumber air lewat fungsi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).

Baca Selengkapnya

Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

1 Oktober 2017

Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua embung baru yakni Embung Rawasari dan Embung Indulung.

Baca Selengkapnya

50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

24 Agustus 2017

50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

Pemerintah Pakistan sangat menaruh perhatian terhadap meningkatnya ancaman racun arsenik yang ditimbulkan dari sumber air.

Baca Selengkapnya

Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

12 Agustus 2017

Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan warga pulaunya enggan mengkonsumsi air minum hasil penyulingan air laut menjadi air tawar.

Baca Selengkapnya

Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

12 Agustus 2017

Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

Dirut PAM Jaya Erlan mengatakan instalasi penyulingan air ini masih milik Kementerian Pekerjaan Umum.

Baca Selengkapnya

Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

12 Agustus 2017

Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

Lurah Ade mengatakan warga dijanjikan air suling sebanyak 80 meter kubik per hari.

Baca Selengkapnya

Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

31 Juli 2017

Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

Air keran di pemukiman, tak semua steril dari racun yang berbehaya bagi tubuh.

Baca Selengkapnya