Berburu Pekerjaan, DKI Buka Bursa Kerja Online Bulan Depan  

Reporter

Editor

Rabu, 12 Oktober 2011 12:58 WIB

TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bulan November mendatang, Pemerintah Provinsi DKI akan mengembangkan sistem Bursa Kerja Online (BKOL). Diharapkan pengembangan sistem ini bisa meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terserap di DKI, terutama untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selain itu, diharapkan juga bisa bersaing dengan sistem bursa kerja online yang sudah terlebih dahulu ada. "Karena selama ini bursa kerja terbukti efektif mengurangi angka pengangguran. Walau cukup disayangkan tahun ini tidak ada," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Deded Sukendar, Rabu, 12 Oktober 2011.

Menurut Deded, bursa kerja yang pernah dilakukan DKI selama dua hari bisa menyerap tenaga kerja hingga 3.500 orang. Jumlah ini diseleksi dari 7.200 orang yang ikut seleksi. "Ini terbukti bursa kerja lebih efektif menyerap tenaga kerja di DKI. Semoga bisa diadakan dua kali dalam setahun," kata dia.

Tak hanya bursa kerjanya, para pencari kerjanya pun bisa diberikan pelatihan di Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) dan Balai Latihan Kerja (BLK).

Penyerapan tenaga kerja ini, kata Deded, tidak difokuskan hanya untuk DKI Jakarta. Tetapi juga terbuka peluang kerja di provinsi lain dan luar negeri. "Kami juga ada program penempatan tenaga kerja secara formal di dalam dan luar negeri," kata dia.

Selain memperbaiki kualitas dan serapan kuantitas pencari kerja, Deded menambahkan, DKI juga berusaha mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Karena sekitar 75 persen investasi di DKI digerakkan oleh sektor non-fasilitas seperti UMKM ini. Di antaranya melalui penciptaan usaha mandiri, pembentukan wirausaha baru, dan teknologi tepat guna.

Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat ada 520 ribu pengangguran di Jakarta pada tahun 2011. Jumlah ini diklaim menurun dibanding 2010 yang mencapai 580 ribu pengangguran. "Dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), DKI setiap tahun diminta menurunkan angka pengangguran sebanyak satu persen," kata dia.

Sedangkan peluang kerja 2011 tersebar 146.349 sektor. Didominasi sektor industri makanan sebanyak 39.676 atau 25,56 persen, sektor perdagangan sebesar 25.006 atau 17,09 persen, serta sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebanyak 17.517 atau 11,9 persen.

Data penempatan tenaga kerja 2011 yang tercatat sampai dengan September sebanyak 153.777 orang. Dengan rincian penempatan sektor formal sebanyak 151.972 orang atau 98,82 persen pada 298 perusahaan. Sementara sektor informal sebanyak 1.809 orang atau 1,18 persen.

Sementara itu, jumlah penyerapan tenaga kerja pada 2010 mencapai sebanyak 449.671. Yang terdiri dari penempatan tenaga kerja sektor formal sebanyak 220.054 atau 49,94 persen dan penyerapan sektor informal melalui UKM, program Wira Usaha Baru (WUB), dan Teknologi Tepat Guna (TTG), sebanyak 229.617 atau 51,06 persen.

ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

42 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

28 Februari 2024

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya