TEMPO Interaktif, Jakarta - Yayasan Panca Dharma mengaku bahwa kepala sekolah, pengurus, dan guru SD Don Bosco Kelapa Gading tak mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Apalagi lima orang tua siswa mengeluhkan penerimaan Flora, yang orang tuanya mengidap virus tersebut.
"Mereka bilang akan menarik anaknya dari Don Bosco bila Flora bersekolah di sana," kata pembina Yayasan Panca Dharma, Handi Pranata, seusai bertemu dengan orang tua Flora dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) di Jakarta, Senin, 5 Desember 2011.
Handi Pranata mengatakan, dengan penjelasan dari KPAN mengenai HIV AIDS serta cara penularannya, yayasan memutuskan kembali menerima Flora. Handi secara langsung meminta maaf kepada Fajar karena sempat mencoret Flora dari daftar calon siswa.
"Semua ini terjadi karena ketidaktahuan kami. Dengan penjelasan dari KPAN, kami tidak merasa malu mengaku salah dan meminta maaf ke Pak Fajar," ujar Handi.
Untuk memberi pengertian ke guru, kepala sekolah, serta murid dan orang tua, Handi berencana menggelar pelatihan mengenai virus HIV/AIDS serta cara berinteraksi dengan para pengidapnya. Pelatihan itu akan digelar pada 13 Desember nanti dengan dibantu KPAN.
Pada saat yang bersamaan, Fajar menerima permintaan maaf dari Don Bosco. Namun dia tidak dapat memastikan apakah anak perempuannya itu akan tetap masuk ke Don Bosco di tahun depan. Alasannya, Fajar harus dapat memastikan bila sekolah tempat ZID akan belajar tidak resisten terhadapnya.
"Saya harus memastikan dulu apakah guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan calon temannya dapat menerima dia," kata Fajar.
Kasus ini bermula pada saat Fajar dan istrinya, Leonie Merinsca, mendaftarkan Flora ke SD Don Bosco Kelapa Gading. Sekolah menyatakan Flora lulus sebagai calon murid untuk tahun ajaran 2012-2013. Mereka pun diundang ke sekolah untuk membicarakan biaya pendaftaran. "Sebelum mulai negosiasi biaya, kami beritahukan bila Fajar mengidap virus HIV. Saat itu, mereka mengatakan tidak masalah dan tetap menerima anak saya," kata Leonie.
Namun, pada pertemuan selanjutnya, pengurus sekolah meminta Leonie dan Fajar menyertakan surat dari laboratorium yang menyatakan Flora negatif dari virus HIV. Permintaan itu dianggap diskriminatif sebab tes HIV/AIDS harus dilakukan berdasarkan kesukarelaan, bukan permintaan pihak tertentu. "Apalagi mereka bilang kalau syarat itu tidak bisa dipenuhi, maka anak kami dicoret dari daftar calon siswa," ujarnya.
Handi mengatakan bila yang diminta sekolah sebenarnya adalah surat kesehatan. Bukan hasil laboratorium bila Flora tidak terinfeksi virus HIV/AIDS. "Tapi yang meminta saat itu sepertinya salah menggunakan kata-kata. Saya minta maaf," kata Handi.
CORNILA DESYANA
Berita terkait
Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan
10 Desember 2023
Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.
Baca SelengkapnyaSatu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV
23 November 2023
Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV
19 November 2023
Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.
Baca SelengkapnyaAJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy
8 Maret 2023
AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.
Baca SelengkapnyaAliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.
Baca SelengkapnyaRent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta
18 November 2022
Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.
Baca SelengkapnyaRomantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS
25 September 2022
Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Baca SelengkapnyaKasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun
30 Agustus 2022
Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.
Baca SelengkapnyaWorld AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi
1 Desember 2021
Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.
Baca SelengkapnyaKasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan
7 September 2021
Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.
Baca Selengkapnya