TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Tika Bisono menyatakan masyarakat jangan langsung menggolongkan kegiatan mucikari di bawah umur sebagai tindak kriminal. “Jangan cepat menyalahkan mereka,” ujar Tika ketika dihubungi Tempo hari Kamis, 23 Februari 2012.
Menurut Tika, seharusnya peran orang tua dan para guru dipertanyakan dalam kasus ini. Tika memberikan opininya terkait dengan penangkapan Marlina Yuanita, 19 tahun, oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya karena menjual perempuan di bawah umur melalui Facebook.
Menurut Tika, ada dua hal yang bisa menjadi pemicu perbuatan Marlina tersebut. Pertama, Tika menuturkan kemungkinan Marlina sudah terekspos dengan dunia prostitusi sebelumnya. Tika juga mengatakan ada kemungkinan sejak remaja Marlina telah menjadi pelacur. Kemungkinan kedua, menurut Tika, Marlina meniru lingkungan sekitarnya. Tika menilai dalam diri kebanyakan anak serta remaja ada perilaku meniru yang kental.
Untuk mengantisipasi meluasnya fenomena semacam itu, Tika menilai perlu adanya komunikasi antara orang tua dan anak. Komunikasi dua arah dalam keluarga diyakini dapat menjadi filter agar anak tak terjerumus dalam perilaku negatif. Selama ini Tika melihat komunikasi dalam keluarga di Indonesia kebanyakan masih dilakukan secara searah.
Tika mengatakan komunikasi yang sifatnya dialogis dalam keluarga di Indonesia masih kurang. Sebenarnya komunikasi semacam itu, kata Tika, dapat dilakukan dengan sederhana. Misalnya dengan membicarakan soal kegiatan di sekolah atau tempat kerja dengan orang tua.
Pada hari Rabu, 22 Februari 2012, pihak kepolisian merencanakan sebuah pertemuan dengan Marlina di Hotel Fiducia, Pancoran, Jakarta Selatan. Anggota reserse kepolisian menyamar sebagai lelaku hidung belang yang ingin menyewa enam gadis sekaligus. Sebelumnya pada hari Senin, 6 Februari 2012, tanpa disadari Marlina, dirinya mengirimkan foto-foto perempuan yang ditawarkan, kepada polisi melalui Facebook.
Dua pekan kemudian, polisi menemui Marlina di ITC Cibinong, Depok. Untuk setiap perempuan yang ditawarkan, Marlina mendapatkan Rp 200 ribu. Sedangkan masing-masing perempuan yang dibawanya akan menerima Rp 600 ribu.
MARIA YUNIAR
Berita lain:
Prostitusi di Jejaring Sosial Makin Marak
ABG Penjual Perempuan di Facebook Dibekuk
Curi Permen, Bocah Dihukum Berlari Hingga Tewas
Korban Bentrokan di RSPAD Tewas dengan Luka Tebas
Begini Kronologi Bentrokan RSPAD
Metro TV dan TVOne Dinilai Bikin Demokrat Jeblok
Aurel Hermansyah: Its Over Lewat Twitter
Bentrokan RSPAD, Ada Perempuan Ikut Menyerang
Karena Jelek, Pria Singapura Ceraikan Istri
Berita terkait
Penculikan Anak Mengintai, KPAID Imbau Perketat Pengawasan
9 Februari 2020
KPAID Kota Bogor meminta aparat penegak hukum memperketat pengawasan terhadap lingkungan dan fasilitas umum terkait penculikan anak.
Baca SelengkapnyaProstitusi di Jejaring Sosial Makin Marak
24 Februari 2012
Kalau polisi bersungguh-sungguh, pasti banyak yang bisa dibongkar.
Baca SelengkapnyaABG Penjual Perempuan di Facebook Dibekuk
24 Februari 2012
Apapun yang diminta pelanggan, dia akan cari.
Baca SelengkapnyaWanita di Depok Jual Bayi Kembar Rp 40 Juta
21 Februari 2012
Tersangka dan petugas yang menyamar telah menyepakati satu bayi seharga Rp 20 juta.
Baca SelengkapnyaNikah Siri Modus Baru Perdagangan Anak
16 Juni 2011
"Ia menikah terus untuk mendapatkan uang dari sponsor."
Baca SelengkapnyaJaringan Bisnis Gelandangan dan Pengamen Masih Marak
7 Maret 2011
Jaringan yang terorganisir diduga mengendalikan pendistribusian anak-anak dan remaja ke berbagai daerah di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPolisi Selidiki Dugaan Perdagangan Anak Asal NTT
5 Desember 2010
Ketua Umum Komisi Nasional Hak Asasi Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait mendesak polisi segera mengenakan pasal pidana kepada ikatan mahasiswa tersebut.
Baca SelengkapnyaTolak Pulangkan Korban Trafficking, Yayasan Dilaporkan Bupati ke Polisi
3 Desember 2010
Bupati Timor Tengah Selatan Paul Mella mengadukan Yayasan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Timor (IPMAT) ke polisi karena menolak memulangkan 11 anak yang diduga korban trafficking.
Baca Selengkapnya12 Remaja NTT Diduga Jadi Korban Trafficking
28 November 2010
Sebanyak 12 anak usia SD dan SMP asal Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, diduga menjadi korban perdagangan manusia (trafficking) di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolresta Kediri Selidiki Jaringan Perdagangan Anak
10 November 2010
Kelompok yang terorganisir mendatangkan anak dari berbagai daerah untuk dipekerjakan sebagai pengamen jalanan dan pengemis.
Baca Selengkapnya