TEMPO.CO, Depok - Menjelang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada April 2012, Kepolisian Depok melarang stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menerima pembelian pakai jeriken.
Akibatnya, para pengecer bensin yang biasa membeli pakai jeriken harus memutar otak untuk mendapatkan stok. Seperti diungkapkan oleh pengecer di Jalan Margonda Raya, Pondok Cina, Agus. Ia mengaku sudah dua pekan mengambil bensin dengan motor Yamaha Mio-nya. "Yah, sekarang kami harus memutar otak untuk mendapatkan jualan," katanya saat ditemui Tempo di lokasi penjualannya, Rabu, 21 Maret 2012.
Warga Kelurahan Pondok Cina, RT 02 RW 01, ini mengaku mengangkut bensin dengan motornya lima kali sehari. Setelah Mio yang berkapasitas tiga liter tersebut diisi penuh, Agus mengeluarkan kembali dengan memakai pipa kecil sepanjang 60 sentimeter. "Itu lihat saja, saya sedot kembali untuk dijual," kata lelaki 42 tahun ini.
Agus mengatakan, sebelum ada larangan membeli pakai jeriken, dia biasanya membeli di SPBU Kukusan Beji. Dia membeli dengan dua jeriken berkapasitas 25 liter sehari. Itu pun sekitar pukul 03.00 WIB. "Biasanya antrean panjang," katanya.
Di Jalan Palangkali Raya, Kukusan Beji, Muhammad Eldon, yang juga menjual bensin eceran, ternyata memiliki surat izin dari RT sampai kelurahan. Jadi ia dapat membeli bensin dua kali sehari dengan jeriken berkapasitas 20 liter di SPBU Kukusan Beji. "Tapi hanya boleh pukul 12 malam," kata pria 31 tahun ini.
Eldon, yang sudah enam bulan menjual bensin eceran, mengaku meraup keuntungan Rp 1.000 per liter. Di SPBU ia membeli Rp 4.500 dan dijual kembali Rp 5.000. "Sekarang cepat sekali lakunya karena sudah jarang yang ngecer," katanya.
Agus berharap, setelah BBM naik pada April mendatang, dia masih bisa membeli dengan jeriken. Namun ia mengaku kebingungan berapa harga eceran yang harus dipatok. "Jika di SPBU Rp 6.000, kemungkinan kita jual Rp 7.000," kata lelaki yang juga merupakan anggota Limas Kelurahan Pondok Cina tersebut.
ILHAM TIRTA
Berita terkait
Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup
50 hari lalu
Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaKuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari
11 Januari 2024
Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.
Baca SelengkapnyaBEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia
10 Desember 2023
BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.
Baca Selengkapnya50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati
7 September 2023
Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan
17 Januari 2023
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras
30 Desember 2022
Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.
Baca SelengkapnyaDemo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM
6 Desember 2022
Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM
Baca SelengkapnyaDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi
2 Desember 2022
Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.
Baca SelengkapnyaMulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta
1 Desember 2022
Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen
29 November 2022
Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.
Baca Selengkapnya