TEMPO Interaktif, Jakarta: Ratusan orang tergabung dari berbagai elemen, seperti Himpunan Mahasiswa Islam MPO, Serikat Tani Nasional, Badan Eksekutif Mahasiswa IUN Jakarta, Partai Rakyat Demokrat, Kontras, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Senin (8/3). Massa menuntut mundurnya pemerintahan Megawati-Hamzah."Pemerintah Mega-Hamzah gagal membela hak-hak perempuan, walau Mega sendiri adalah perempuan," kata Dita Indah Sari, Koordinator Pokja Perempuan Mahardhika. Pemerintah Mega-Hamzah juga dituntut untuk bertanggung-jawab terhadap dicabutnya subdisi kesehatan dan pendidikan karena merugikan kamum perempuan, penerapan darurat militer di Aceh yang mengakibatkan puluhan ribu kaum perempuan dan anak-anak harus hidup dalam kondisi yang menyedihkan di pengungsian, puluhan perempuan jadi korban perkosaan, ratusan rakyat sipil tewas dan puluhan aktivis sipil demokratis ditangkap dan diculik sewenang-wenang. "Kami mengajak para perempuan, tidak memilih PDIP, PPP dan Golkar, karena terbukti telah menyengsarakan masyarakat, kata Dita Indah Sari. Apalagi, pembebasan terhadap Akbar Tanjung dan para koruptor yang merampok uang rakyat, dinilai telah menjadi indikator kegagalan pemerintahan Mega-Hamzah.Kebijakan partai politik dan pemerintah terhadap perempuan juga dinilai diskriminatif, seperti larangan perempuan menjadi pemimpin kenegaraaan seperti yang dikembangkan PPP dan PKB, keberadaan Undang Undang Perkawinan nomor 1/1974, sistem pengupahan dan perpajakan, kriminalisasi aborsi, kriminalisasi pelacuran seperti materi RUU KUHP, larangan kaum perempuan keluar malam seperti dilegalkan beberapa pemerintah daerah (semisal Padang dan Cianjur). Dari Bundaran Hotel Indonesia, massa akan melanjutkan unjuk rasa di kantor Menko Kesra dan Istana Negara. Muhamad Fasabeni - Tempo News Room