TEMPO.CO, Bekasi - Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi, Jawa Barat, menuntut pemerintah daerah melakukan pemerataan siswa dan lembaga pendidikan negeri tidak melakukan monopoli. Sekitar 100 pengurus BMPS melakukan unjuk rasa di kantor Wali Kota Bekasi menuntut pemerataan siswa, Selasa, 17 Juli 2012.
Ketua BMPS, Omid Sunarya, mengatakan sikap pemerintah daerah dalam perekrutan siswa baru untuk sekolah negeri tidak arif. "Semua siswa ditarik ke negeri," kata Omid, kepada Tempo.
Akibat dari sistem perekrutan yang dimonopoli sekolah negeri, lembaga pendidikan swasta menjadi sepi peminat. "Bahkan beberapa sekolah swasta kosong," kata dia.
Jumlah sekolah swasta di Kota Bekasi untuk sekolah menengah pertama (SMP) terdiri dari lima rayon, di mana masing-masing rayon membawahi 35-40 sekolah. Adapun sekolah menengah atas (SMA) ada empat rayon, satu rayon terdiri dari 40 sekolah.
Jika monopoli terus terjadi, kata Omid, akan banyak sekolah swasta gulung tikar. Selain itu, guru swasta yang telah memiliki sertifikasi terancam kehilangan sertifikasi dan berkewajiban mengembalikan uang sertifikasi yang diperoleh setiap bulan.
Menanggapi aksi protes itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, memutuskan membentuk tim yang bertugas mendata permasalahan-permasalahan sekolah swasta. Selanjutnya, masalah yang dialami akan dicarikan jalan keluar yang terbaik. "Kami bentuk tim," kata Rahmat kepada perwakilan pengurus BMPS.
HAMLUDDIN
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya