Bus TransJakarta melintasi halte di kawasan jalan MT Haryono, Jakarta, Minggu (5/8). Halte bus TransJakarta tersebut ditembaki oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan senapan angin pada Sabtu malam (4/8). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Akibat insiden penembakan halte bus Transjakarta, Badan Layanan Umum Transjakarta memperkirakan kerugiannya sekitar Rp 20 juta, untuk memperbaiki kaca jendela halte yang pecah.
Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Muhammad Akbar, mengatakan jumlah tersebut adalah hitungan kerugian akibat tujuh kali penembakan halte. "Kerugian paling tidak Rp 20 juta," katanya ketika dihubungi, Ahad, 5 Agustus 2012.
Menurut Akbar, enam halte itu akan segera diperbaiki. Kerusakan di halte akibat penembakan cukup banyak. Di Halte Cawang Otista misalnya, tiga bingkai kaca jendela pecah. Belum lagi lima halte lainnya.
Penembakan pertama, 20 Juli 2012 lalu mengenai kaca jendela terjadi di Halte Salemba UI. Pada 3 Agustus 2012, terulang lagi, menyasar Halte Tebet BKPM arah Pluit. Sehari setelahnya, 4 Agustus 2012, rentetan halte di Jalan MT Haryono jadi korban. Yaitu Halte Pancoran Tugu, Cikoko Stasiun Cawang, dan Cawang Ciliwung, semua halte mengarah ke Pinang Ranti.
Tidak berhenti di situ, masih diikuti lagi oleh penembakan Halte Cawang Otista dan Tebet BKPM. Penembakan Halte Tebet BKPM kali kedua menimpa halte yang mengarah ke Pinang Ranti.