TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, Didi Aswadi, mengatakan kekeringan saat ini telah berdampak pada ketersediaan pangan di wilayah tersebut. Sebab, menurut dia, sekitar 2.483 hektar tanaman padi terancam gagal panen atau puso. “Sawah tidak panen karena sulit mendapatkan air,” kata Didi kepada Tempo, Rabu, 5 september 2012.
Ia menghitung, jika satu hektare sawah menghasilkan 5 ton beras, maka kerugian panen tahun ini mencapai 12 ribu ton. Menurut dia, berdasarkan evalusi dengan dinas terkait dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kekeringan pada musim kemarau tahun ini belum masuk pada fase ekstrim. “Kekeringan masih normal,” katanya.
Ribuan hektare area persawahan di Kabupaten Tangerang kering karena saluran irigasi yang selama ini menjadi andalan pertanian terhenti. Penyebabnya, menurut dia, debit air di Sungai Cisadane menyusut. “Sawah sudah kering kerontang dengan tanah yang terbelah karena kekeringan,” ujarnya.
Menurut Didi, sawah di Kabupaten Tangerang mencapai 40 ribu hektare. Sekitar 30 ribu hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan dan 10 ribu hektar sawah non-tanah hujan. Dalam setahun dilakukan dua kali tanam. Kekeringan kini melanda persawahan di wilayah utara Tangerang, seperti Sepatan, Mauk, dan Pakuhaji.