TEMPO.CO, Jakarta--Didi dan Anisa memiliki mimpi sama, yaitu tidak tua di jalan. Buat kedua warga Kota Tangerang Selatan itu, berangkat ngantor tak kelewat pagi adalah kemewahan. Kemampuan mengukur waktu perjalanan secara lebih pasti tanpa menghitung faktor macet adalah idaman.
Itu sebabnya Didi, karyawan bank swasta di kawasan Thamrin, dan Anisa yang sedang meniti karier di jantung bisnis Ibu Kota, Kuningan, berharap proyek mass rapid transit (MRT) bisa cepat terealisasi. Mimpi mereka itu pernah dekat dengan kenyataan sebelum proyek bernilai hampir satu triliun rupiah per kilometer itu diputuskan dihentikan terlebih dulu.
Gubernur DKI Jakarta yang baru, Joko Widodo, menyatakan masih ragu akan hitung-hitungan bisnis megaproyek warisan Gubernur Fauzi Bowo itu. Proyek yang dibangun di atas kontrak pinjaman terikat dari Japan International Cooperation Agency itu juga dianggap kemahalan.
Sang Gubernur berharap pada Desember nanti dia sudah bisa memutuskan kelanjutan proyek MRT. Pada akhir tahun ini, proyek MRT akan memasuki tender pembangunan tahap pertama koridor 15 kilometer dari Lebak Bulus ke Bundaran HI. Sebelum itu, agendanya dipastikan hanya akan diisi dengan rapat-rapat pembahasan.
"Tapi jangan lama-lama," kata Anisa, "Jangan sampai orang menunggu lama tidak ada kejelasan.” Dia pantas berharap banyak karena selama ini koridor yang sama ditempuhnya selama dua jam. Adapun dengan MRT, ada janji bahwa lama perjalanan hanya 30 menit. Tambahan 8,1 kilometer lagi hingga ke Kampung Bandan di Jakarta Utara—tahap pembangunan berikutnya—juga hanya menambah waktu tempuh 22 menit. “Penuh tidak apa-apa asal tepat waktu sampai di lokasi tujuan," kata Didi menambahkan.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Arief Heryanto, mengatakan kecepatan kereta dalam moda ini sebenarnya bisa mencapai 120 kilometer per jam. Namun jarak antarstasiun yang dirancang nanti tidak lebih dari 1 kilometer sehingga kecepatannya sebatas 50 kilometer per jam.
Dengan kecepatan seperti itu, Arief menambahkan, masa tunggu atau head way antarkereta hanya 5 menit. “Pada tahap awal akan ada 16 rangkaian MRT yang beroperasi dari pukul 05.00 hingga 24.00, di mana tiap rangkaian ada enam kereta (gerbong),” kata dia.
MRT di Jakarta akan menggunakan tenaga listrik dengan mengusung teknologi communications-based train control (CBTC). Jantungnya berupa menara pengawas akan berada di Lebak Bulus.
Dengan teknologi ini, jarak antar-MRT dapat diatur, misalnya, kalau terlalu dekat, rangkaian di belakang akan menurunkan kecepatan sendiri. Bahkan, ketika ada yang salah di satu segmen rel atau rangkaian, MRT akan berhenti secara otomatis. “Konsepnya seperti di Prancis, yang sudah full otomatis tetapi tetap didampingi masinis," kata Arief.
SYAILENDRA
Baca juga:
Berapa Harga Tiket Penumpang MRT?
Kecepatan MRT Bisa 50 Kilometer per Jam
MRT Bakal Berada 15 Meter di Bawah Tanah
Trasportasi Jakarta: Ruwetnya Mau Punya MRT
Transportasi Jakarta: MRT Jakarta dan Negara Lain
Berita terkait
5 Fakta Proyek MRT Jakarta Fase 2
18 November 2022
Selama masa pengerjaan proyek MRT Jakarta, ada penemuan bekas rel trem peninggalan zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaMengintip Mewahnya MRT Pertama Qatar
12 Mei 2019
Sistem kereta bawah tanah atau MRT pertama Qatar akhirnya dibuka untuk umum setelah enam tahun pembangunan.
Baca SelengkapnyaIni Jumlah Warga DKI Diundang Anies Ikut Uji Coba MRT Jakarta
6 November 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjanjikan, kereta mass rapid transit (MRT) Jakarta dapat diakses warga pada Januari-Februari 2019.
Baca SelengkapnyaKata Pimpinan DPRD Soal Tumpang Tindih Rute MRT dan Transjakarta
1 November 2018
Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana mengatakan pihaknya segera akan membahas soal tumpang tindih jalur kereta MRT dan bus Transjakarta.
Baca SelengkapnyaJajal Kereta MRT Jakarta, Wakil Ketua DPRD DKI Lontarkan Pujian
31 Oktober 2018
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana optimistis moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) fase pertama dapat beroperasi pada Maret 2019.
Baca SelengkapnyaMRT Jalan Terus Permintaan Tambahan Modal Ditolak DPRD
26 Oktober 2018
Dewan tidak bisa memberikan persetujuan sebelum Perda tentang PMD PT MRT direvisi.
Baca SelengkapnyaJepang Gelontorkan Pinjaman Buat Jalur MRT Fase 2, Nominalnya?
25 Oktober 2018
Japan International Cooperation Agency (JICA) telah sepakat dengan Indonesia soal Perjanjian Pinjaman Official Development Assistance buat proyek MRT.
Baca SelengkapnyaMRT Beroperasi Maret 2019, Lagi Disusun Standar Pelayanan Minimal
11 Oktober 2018
Dewan Transportasi Kota Jakarta minta DKI dan PT MRT Jakarta menyusun standar pelayanan minimal.
Baca SelengkapnyaPelaku Vandalisme MRT Kabur ke Luar Negeri, Interpol Digandeng
2 Oktober 2018
Vandalisme menimpa kereta MRT di Depo Lebak Bulus dan pelakunya sudah kabur ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaPelaku Vandalisme MRT: WNA dan Menginap di Hotel Lebak Bulus
2 Oktober 2018
Kereta mass rapid transit atau MRT di Depo Lebak Bulus dicoret-coret orang tak dikenal.
Baca Selengkapnya