TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, pada tahun depan menargetkan mampu mengangkut 50 persen sampah dari lingkungan warga ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sumur Batu. Saat ini, sampah yang terangkut kurang dari 30 persen dari jumlah produksi sampah warga yang sekitar 1.500 meter kubik per hari.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, kemampuan angkut sampah ke TPA terbatas karena jumlah truk angkut juga sangat terbatas. Pada 2012 ini, Pemerintah Kota Bekasi baru bisa menambah 13 truk. Tahun depan pemerintah akan membeli 20 truk baru.
"Dengan rencana itu, kami memperkirakan dari total sampah yang ada bisa terangkut sekitar 50 persennya," kata Rahmat Effendi kepada wartawan, Kamis, 22 November 2012.
Pemerintah Kota Bekasi, kata Rahmat, berkomitmen untuk membereskan masalah kemampuan angkut sampah setiap tahun hingga mencapai 100 persen dari total produksi sampah. "Tahun 2014 kami targetkan mencapai 70 persen, dan seterusnya secara bertahap," ujarnya.
Pemerintah Kota Bekasi, kata Rahmat, meminta warga agar tak lagi memanfaatkan tempat sampah liar. Ke depan, pemanfaatan TPA akan ditingkatkan dengan menambah luas lahan sekitar 5,5 hektare.
Selain itu, Pemerintah Kota Bekasi sedang menimbang untuk menyerahkan pengelolaan TPA Sumur Batu ke pihak swasta, agar dikelola secara profesional seperti TPA Bantargebang milik DKI.
HAMLUDDIN
Berita Terpopuler:
PPI Berlin Bongkar Kejanggalan Studi Banding DPR
Marzuki Alie: Mahasiswa di Jerman Seperti Maling
Ridwan Saidi Salut Jokowi Peduli Kampung Betawi
Ke Setu Babakan, Jokowi Disuguhi Bir Pletok
Aktivis Ajak Warga Stop Nonton Metro TV Sehari
Berita terkait
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri
26 Oktober 2023
BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor
19 September 2023
Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti
15 September 2023
Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu
11 Agustus 2023
Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.
Baca SelengkapnyaRatusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri
6 Juli 2022
Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.
Baca SelengkapnyaGrup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang
31 Maret 2022
Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil
29 Juli 2021
Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh
Baca SelengkapnyaKLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat
28 Juli 2021
KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.
Baca SelengkapnyaDua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi
2 Juni 2021
Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.
Baca Selengkapnya