Pendiri sekaligus pengajar Sekolah Darurat Kartini kakak-beradik Sri Irianingsih alias Rian (63) dan Sri Rossiati alias Rossi (63) sedang mengajar murid mereka. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan blusukan ke Sekolah Darurat Kartini di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara. Mengenakan baju kebesarannya dan caping warna biru, Dahlan melihat-lihat kondisi sekolah yang sudah digusur lima kali tersebut.
Ketika berbincang dengan dua pendiri sekolah ini, Sri Rossiati dan Sri Irianingsih, Dahlan tampak kaget dengan kegigihan mereka. "Swadaya sendiri?" katanya bertanya kepada dua saudara kembar tersebut.
"Iya, Pak. Ini kami yang mendirikan dan usahakan," Ros menjawab.
"Ya ampun, banyak sekali muridnya," kata Dahlan terhenyak ketika mendengar ada 600-an murid yang dididik. Bahkan, Dahlan tambah kaget ketika tahu mereka mendapat makan siang tiap harinya.
Dahlan juga bertanya kondisi murid-murid tersebut mulai dari kehidupan sosial mereka hingga kondisi ekonomi. "Banyak warga sini ya? Paling jauh tinggal di mana?" tanya mantan Dirut PLN ini. "Hebat ya, ada seperti ini."
Sekolah yang sudah berdiri sejak 1990 ini sudah mengalami pasang surut serta lima kali digusur. Terakhir digusur tahun 2006 dan menemukan lahan di belakang Gudang Jakarta, Lodan. Sekolah yang disediakan untuk warga tidak mampu ini telah menghasilkan sekitar 2.000-an lulusan. Saat ini muridnya ada 621 orang dari tingkat PAUD hingga SMA dan berdiri di lahan seluas 119 meter persegi.
Sekolah yang dibangun oleh dua bersaudara kembar Sri Rossiati dan Sri Irianingsih ini menggunakan dana swadaya mereka berdua. "Kami belikan seragam, buku, tas, dan lain-lain," ujar Ros menceritakan kondisi sekolah.