Suasana Rusunawa, Marunda, Jakarta Utara. ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 497 warga miskin Jakarta gagal menempati rumah susun sewa (rusunawa) Marunda. Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Rumah Susun Wilayah 1 Jakarta Utara, Kusnindar, mengatakan mereka tidak lolos seleksi karena datanya tidak sesuai.
"Ada KTP-nya yang tidak sesuai, ada yang punya penghasilan lebih besar, ada juga yang surat keterangan tempat tinggal dari kelurahannya tidak asli," ujar Kusnindar, Jumat, 4 Januari 2013. Padahal rusunawa Marunda seharusnya diperuntukkan buat warga miskin Jakarta.
Kusnindar menegaskan semua warga miskin yang ingin tinggal di Marunda memang perlu diverifikasi terlebih dulu. Untuk itu, pemerintah membentuk tim khusus untuk memeriksa siapa warga yang berhak tinggal di sana.
Kusnindar mengklaim sudah melakukan seleksi dengan baik. Dia membantah ada kongkalikong dengan warga yang sebenarnya tidak berhak masuk rusunawa Marunda. "Memang saya sudah lama dengar ada kabar soal itu, namun dengan adanya tim khusus ini menghapus itu semua,' ujarnya.
Semula, jumlah warga miskin yang mendaftar untuk mendapat jatah tempat tinggal di Marunda sebanyak 1.377 keluarga. Tapi, setelah dilakukan verifikasi ulang, hanya sekitar 576 keluarga yang bisa diseleksi. Kusnindar menyarankan warga yang gagal lolos mencoba mendaftar di rusunawa lain. "Kebetulan peminat di tempat lain tidak terlalu banyak," ujarnya.
Hingga kini, dari sekitar 26 blok atau sekitar 2.600 unit yang dipersiapkan bagi warga miskin DKI, baru 700 unit yang terisi.