Meski RI Meninggal, Komnas Anak Tetap Menyelidik  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Minggu, 6 Januari 2013 10:59 WIB

Ilustrasi Mayat

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan tetap akan melanjutkan kasus RI, 11 tahun. Siswi kelas V SDN 22 Pulo Gebang, Jakarta Timur, yang diduga diperkosa dan menjalani perawatan selama seminggu di RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, itu, tadi pagi meninggal.

"Kami akan tetap mengawal penyelidikan hukum atas kasusnya," ujar Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait kepada Tempo, Ahad, 6 Januari 2013. Ia percaya RI trauma berat karena mengalami tindak kekerasan seksual.

Informasi terakhir diterima Arist, jenazah almarhumah akan dibawa oleh keluarganya ke rumah mereka di sekitar Pulo Gebang. "Rencananya dimakamkan di dekat rumah," ujar Arist. Saat ini jenazah masih berada di RSUP Persahabatan.

Ketua Komite Medik Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan M. Iqbal memberi kabar meninggalnya RI pagi tadi. "Kondisinya terus menurun, pukul 06.00 tadi nyawanya tidak dapat terselamatkan," katanya.

Namun, Iqbal belum bisa memastikan penyebab kematian RI. "Detailnya saya belum tahu, tapi memang kondisinya terus menurun." Saat ini, kata Iqbal, RI masih berada di RSUP Persahabatan, sementara keluarganya sedang mengurus proses pemakaman RI.

M. ANDI PERDANA




Berita terkait

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

36 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

13 Maret 2024

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

3 Maret 2024

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

3 Maret 2024

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

3 Januari 2024

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

Rokok elektrik mulai dikenai pajak pada 1 Januari 2024. Apa bahaya dan efek samping memakai rokok elektrik bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

12 Oktober 2023

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

Ketua KPU Hasyim Asyari mengatakan mitigasi kematian pada petugas KPPS akan menjadi perhatian KPU. Terutama bukan berusia 50 tahun ke atas.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat

5 Agustus 2023

KPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat

KPK menerima surat dari tahanan lain yang mengeluhkan keberadaan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Saran IDI untuk Cegah Kasus Bullying Dokter Residen

24 Juli 2023

Saran IDI untuk Cegah Kasus Bullying Dokter Residen

Praktik perundungan atau bullying dokter residen sudah puluhan tahun tidak pernah berani diungkapkan.

Baca Selengkapnya