Mobil BMW X5 B 272 HR yang dikemudikan Muhammad Rasyid Amrullah ditahan di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta, (2/1). TEMPO/Tony Hartawan
Kini Rasyid masih dirawat di RSPP karena didiagnosa mengalami post traumatic disorder dan kondisinya belum stabil. Menurut tim dokter Rasyid di RSPP, selain muntah-muntah, pria 22 tahun itu mengalami gangguan makan, sulit tidur, gelisah, gemetar, dan berkeringat tidak seluruh badan, hanya beberapa bagian tertentu yaitu, tengkuk, tangan, punggung.
Pada saat kecelakaan, supir mobil derek bernama Momon melihat langsung sosok Rasyid yang awalnya tidak dikenali siapa namanya. Momon bertugas menarik mobil BMW yang mengalami kecelakaan. Adapun mobil Luxio, pengemudinya membawa sendiri mobilnya ke pool derek. (Lihat juga: Cerita Momon, Sopir Derek BMW Maut).
Momon menuturkan sewaktu polisi hendak memotret pelat nomor belakang, si pemuda menghardiknya. "Jangan." Ia sendiri lalu mencopoti pelat nomor belakang itu. Pak polisi pun menuruti larangan si pemuda. Pemuda itu adalah pengemudi mobil mewah.
Tanpa banyak tanya, Momon bergegas memasang pengait derek ke mobil BMW. Soalnya, kemacetan mulai mengular di jalan tol yang beberapa menit sebelumnya masih lengang. Waktu itulah Momon dan seorang kawannya melihat seorang pria muda sibuk menelepon.
Di akhir percakapan, si pemuda meminta orang di ujung telepon berbicara langsung dengan polisi yang baru tiba. Momon baru menyadari siapa sosok pemuda tersebut, ketika keesokan harinya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menggelar konferensi pers dan mengaku bahwa pemuda tersebut adalah Rasyid Rajasa. Simak perkembangan berita kasus BMW Maut.