Hempasan ombak dibibir Pantai Marunda, Jakarta, Jum'at (27/1). Gelombang tinggi yang mencapai antara dua hingga tiga meter selama sepekan terakhir di kawasan pesisir Jakarta berefek pada perekonomian warga setempat, seperti nelayan berhenti melaut dan pedagang-pedagang pinggir pantai yang tidak beroperasi karena hantaman ombak merusak sebagian warung mereka. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Pelabuhan Marunda masih menunggu izin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Tunggu izin reklamasinya," kata Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara, Sattar Taba, seusai acara ground breaking pembangunan rumah sakit pekerja di Cilincing, Rabu, 22 Februari 2013.
Selain itu, perusahaan membutuhkan izin Kementerian Perhubungan dan sedang berproses mendirikan badan usaha pelabuhan. "Mungkin sebulan lagi jadi," katanya.
Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, Fauzi Bowo alias Foke, pernah mewacanakan pembangunan Pelabuhan Marunda guna meningkatkan daya saing tata niaga pelabuhan dengan kota-kota besar lain di seluruh dunia. Pada awalnya, pembangunan pelabuhan ditargetkan selesai 2015.
Untuk mewujudkannya, akan dibangun empat proyek infrastruktur yang akan dikembangkan di KEK Marunda, yakni pelabuhan transit dan utama, pembangkit listrik (power plant), instalasi air bersih, dan program insinerator untuk sampah Jakarta. Begitu juga dengan pusat industri yang sudah terbangun di kawasan tersebut, tetap akan dipertahankan untuk menunjang peranannya sebagai pelabuhan internasional.
Lokasi Pelabuhan Marunda tidak jauh dari lokasi pelabuhan lama (Tanjung Priok). Meski jaraknya tidak jauh, atau sekitar 500 meter, keberadaannya tidak akan mengganggu, tetapi malah mendukung eksistensi pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok.