Ketika Resapan Cisadane Kian Menganga  

Reporter

Senin, 4 Maret 2013 06:01 WIB

Suasana rumah yang dibangun di tepi aliran sungai dari curug 1000 kaki Gunung Salak di kawasan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 28 Februari 2013. Foto: Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta--Gunung Sari cuma secuil kecil contoh lahan di Daerah Aliran Sungai Cisadane yang kini mulai menganga akibat salah urus dan pemerintah yang tak tegas atas aturan yang dibuat sendiri. Menurut data yang disusun Balai Pengelola DAS Citarum-Ciliwung dan Institut Pertanian Bogor, dari 154,6 ribu hektare DAS Cisadane, hingga tahun lalu 27,1 hektare telah berubah menjadi bangunan. Tak ada DAS lain di Indonesia yang menandingi cepatnya alih fungsi lahan di daerah ini.



Majalah Tempo edisi Senin,4 Maret 2013 menurunkan kondisi kritis daerah hulu sungai yang mengalir ke Jakarta. Di kawasan Taman Nasional seluas 113 ribu hektare itu juga ada pembangkit listrik tenaga panas bumi milik Chevron Geothermal Ltd di area hutan seluas 273,6 hektare. Ada pula tambang emas milik Aneka Tambang di daerah Gunung Pongkor. Di luar itu, ada ratusan penambang emas tanpa izin dan perambah liar. “Kalau kami hitung, sekitar 27 persen lahan Taman Nasional saat ini sudah kritis,” kata Agus Priambudi.

Ini belum termasuk alih lahan di luar Taman Nasional yang sebagian merupakan tanah garapan Perhutani. Misalnya di Desa Gunung Bundar ada vila dua lantai bertembok kayu dan bambu di lereng dengan kemiringan lebih dari 25 derajat. Warga sekitar menyebut itu vila Iwan Sulanjana.

Kepada Tempo, mantan Panglima Daerah Militer III Siliwangi ini mengatakan membeli tanah seluas dua hektare itu pada 1998. “Tapi itu bukan bagian dari Taman Nasional. Biasa digunakan untuk pertemuan pertanian,” ucapnya.

Sebelum Lokapurna, di Kecamatan Tamansari--pada ketinggian sekitar 600 meter di lereng Gunung Salak--ada lahan bekas tebangan yang hendak dijadikan perumahan TNI-Polri-pegawai negeri sipil. Proyek ini merupakan kerja sama Yayasan Kartika Eka Paksi, PT Sahara Multi Hijau, dan PT Prima Mustika Candra. Sekretaris Kecamatan Tamansari Eman mengatakan tanah seluas 150 hektare yang dulu diperjualbelikan warga secara ilegal itu telah menjadi milik PT Sahara. “Sudah dibebaskan,” ujarnya.

Manajer Perencanaan PT Sahara Wendi Kusdinar, yang berkantor di dekat lokasi tersebut, mengatakan mereka juga telah mengantongi izin prinsip Bupati Bogor Rachmat Yasin untuk membangun permukiman dengan konsep agrowisata. “Nanti 40 persen bangunan, 60 persen lahan terbuka,” katanya. Kini mereka menunggu hasil analisis dampak lingkungan. Selengkapnya baca Majalah Tempo edisi hari ini.

TIM TEMPO

Baca juga:
Banjir Jakarta, Puncak Menolak Disalahkan
Longsor Puncak Akibat Alih Fungsi Lahan
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
Tak Boleh Ada Vila di Taman Nasional Gunung Halimun

Berita terkait

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

31 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

39 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

40 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

51 hari lalu

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

5 Maret 2024

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

2 Maret 2024

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.

Baca Selengkapnya

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

2 Maret 2024

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

1 Maret 2024

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.

Baca Selengkapnya

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

1 Maret 2024

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua

Baca Selengkapnya

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

29 Februari 2024

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun

Baca Selengkapnya