Seorang warga membongkar rumah semipermanen miliknya yang berdiri di bantaran Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta, Rabu (27/3). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga bantaran Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, memprotes pembongkaran dan penggusuran tempat tinggal mereka. Mereka menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah melupakan janji kampanyenya untuk melindungi rakyat kecil.
"Kami ini rakyat kecil, kenapa tak mendapat dukungan? Penggusuran ini menguntungkan pihak lain," ujar Ani Kamil, 27 tahun, warga RT 19 RW 17, Kamis, 18 April 2013. Daerah Waduk Pluit dibongkar karena akan dijadikan daerah penampungan air untuk mencegah banjir. Selama ini, banyak pemulung yang tinggal di Waduk Pluit.
Ani, bersama sejumlah ibu yang tinggal di Waduk Pluit, mengatakan bahwa mereka tak akan memilih Jokowi untuk periode berikutnya. "Inilah salahnya memilih pemimpin dari luar Jakarta. Mana tahu dia kondisi rakyat kecil di Jakarta?"ujar Ani sambil diikuti tepuk tangan dari kawan kawannya.
Hal senada diungkapkan oleh Siti Aisha, 67 tahun, yang juga tinggal di RT yang sama dengan Ani. "Ngapain milih dia lagi? Nasib kami aja gak jelas di sini. Mana Pak Jokowi? Gak pernah mengunjungi kami," kata Siti.
"Katanya mau dikasih rusun, mana rusunnya? Nasib kita enggak jelas di sini," ujar Ani yang mengaku memang tak mau mendapat rusunawa karena statusnya cuma sewa, bukan hak milik.
Hari ini pemerintah DKI membongkar 30 bangunan di sisi barat Waduk Pluit. Total sudah ada 710 dari 998 rumah yang terbongkar di sisi barat. Masih ada ribuan rumah di sisi timur yang belum tersentuh untuk saat ini.
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
12 menit lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
15 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.