Warga korban gusuran melintasi alat berat yang sedang meratakan bangunan di lokasi gusuran Waduk Pluit, Jakarta, Selasa (23/4). Belum adanya tempat tinggal baru membuat sejumlah warga tetap bertahan di loaksi sekitar waduk. TEMPO/Subekti
"Pengamanannya gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Brigade Mobil (Brimob)," kata Heryanto kepada Tempo, Senin 20 Mei 2013. Adapun jumlah personil yang disiagakan mencapai 400 orang.
Heryanto mengakui bahwa kericuhan saat pembongkaran tetap harus diantisipasi. Pasalnya, tidak semua pihak nyaman dengan pembongkaran ini. Ia menyebut salah satu nama pengusaha yang ia nilai kuat bertahan, Teddy.
Teddy adalah salah satu pengusaha yang disebut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai salah satu tuan tanah di bantaran Waduk Pluit. Disebut Ahok sebagai tuan tanah dikarenakan ia memiliki bangunan besar di sana dengan luas mencapai 8.000 meter persegi.
Bangunan seluas itu, ujar Heryanto, digunakan bukan sebagai kantor saja. Tempat itu juga dipakai sebagai lokasi penyimpanan alat-alat berat seperti backhoe, truk, pickup, dan lain-lainnya. "Kalau melakukan perlawanan, kami lakukan pembongkaran paksa."
Heryanto berharap tidak ada kericuhan dalam pembongkaran hari ini. Ia berharap warga di bantaran sadar bahwa pembongkaran untuk normalisasi Waduk Pluit perlu dilakukan.
Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku
35 hari lalu
Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku
Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.