Seorang peserta demo dari Dokter Indonesia Bersatu membawa poster tuntutan di depan Istana Negara, Jakarta (20/5). Mereka menuntut reformasi sistem kesehatan nasional yang berkeadilan dan tidak dipolitisasi seperti program KJS di Jakarta. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rumah Sakit Puri Medika, Tanjung Priok, Karnail Singh, mengatakan pihaknya mengalami kerugian mencapai sebesar 30 persen selama sebulan masa percobaan program layanan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Salah satunya penyebabnya adalah biaya operasi yang ditetapkan di bawah tarif terendah rumah sakit swasta.
"Gubernur DKI Jakarta sebelumnya telah mendatangi semua rumah sakit dan menyampaikan berapa saja cost-nya akan diganti. Bahkan hingga Rp 100 juta akan diganti," ujarnya ketika dihubungi, Senin, 20 Mei 2013.
Namun hingga kini tagihan RS Puri Medika belum dibayarkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Sayangnya, Karnail enggan menyebutkan jumlah klaim KJS pada masa percobaan di bulan April 2013 yang lalu. "Janjinya 15 hari akan dibayarkan, sekarang sudah lewat 20 hari," kata dia.
Selain masalah kerugian, Karnail menilai program KJS tidak direncanakan dan dipikirkan dengan matang. Sebab, pasien KJS bisa saja dari kalangan masyarakat kelas atas. "Hanya pakai KTP dan KK saja sudah bisa, tapi mana tahu datangnya naik mobil atau tidak," katanya.
Kemarin, sebanyak 16 rumah sakit di DKI Jakarta menyatakan mundur dari program KJS. Alasan utamanya, persoalan sistem pembayaran RS oleh Pemprov DKI Jakarta yang jumlahnya tidak penuh sesuai dengan klaim rumah sakit.