Pertanyaan yang Dilarang soal Transportasi Jakarta

Reporter

Senin, 17 Juni 2013 05:56 WIB

Ilustrasi kemacetan lalu lintas. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta--Seringkali sejumlah pertanyaan akan muncul saat berbicara soal transportasi Jakarta dan fungsinya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ibu kota. Namun, pertanyaan yang terngiang di pikiran kita ternyata belum tentu tepat dipertanyakan.

Seperti enam pertanyaan yang diungkap Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, berikut ini. Pertama, kata Danang, banyak orang bertanya soal rasio jalan yang memadai di Jakarta. Banyak yang mengungkapkan idealnya rasio jalan berada di kisaran 10-12 persen dari total wilayah itu. Tapi ternyata itu salah.

"Kalau berbicara soal urban mobility space, tidak hanya jalan, tapi juga orang yang melakukan jalan kaki dan lainnya. Ini bisa mencapai 30 persen," kata Danang dalam diskusinya bersama Tempo, Selasa, 4 Juni 2013.

Koran Tempo selama sepekan, mulai Senin 17 Juni 2013 akan membahas tentang persoalan Jakarta yang masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi-Ahok. Selama ini, rasio jalan dihitung luas wilayah dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Padahal, untuk mengatur mobilitas setiap orang di Jakarta bukan ditentukan dari hanya jalan saja. Tapi ada hal lainnya.

Pertanyaan kedua yang sering ditanyakan namun tak tepat yaitu apakah proyek mass rapid transit (MRT) mesti dibangun di bawah tanah atau melayang? Kata Danang, sejumlah masyarakat, terutama warga Fatmawati, Jakarta Selatan, keberatan dengan MRT layang di sekitar wilayahnya. Namun kegelisahan warga belum juga dijawab oleh Pemerintah Jakarta. "Jadi banyak pertanyaan muncul, tapi mereka tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka," ujarnya.

Pertanyaan yang sering salah lainnya adalah berapa bus yang mesti dibeli Pemerintah DKI untuk mengatasi kemacetan Jakarta? Danang melihat semestinya pertanyaan lebih sekitar berapa kebutuhan bus di ibu kota. Jika ingin mengembalikan penggunaan angkutan umum yang baik di Jakarta, semestinya dibutuhkan kira-kira 15 sampai 20 ribu bus.

Namun, kebutuhan ini tidak harus dipenuhi Pemerintah Jakarta seluruhnya. Pemerintah, katanya, bisa bekerja sama dengan pihak swasta agar bus bisa tersedia. "Swasta harus banyak dilibatka asal dengan sistem konversi yang adil dan tepat," katanya.

Ia mencontohkan seperti yang terjadi di Transjakarta. Menurutnya, sistem yang terjadi di Transjakarta bisa diterapkan untuk bus lainnya karena sebagian besar risikonya ditanggung oleh Pemerintah Jakarta, sementara investasi pengadaan bus tetap diserahkan ke pihak swasta.

Lalu, pertanyaan lainnya adalah apa moda transportasi yang tepat untuk Jakarta? Sebetulnya, kata Danang, dengan kondisi lalu lintas seperti saat ini, Jakarta tidak memiliki keistimewaan untuk memilih mana moda transportasi yang cocok. Karena, semua moda transportasi bisa digunakan untuk mengrangi tekanan mobil pribadi yang lalu lalang di jalan setiap harinya.

Lalu ada pula pertanyaan mengenai apakah membangun 24 flyover dan underpass dapat meningkatkan penumpang kereta api menjadi 1,2 juta orang per hari? Danang tidak sependapat dengan pertanyaan ini. Karena, yang mengganggu jalannya kereta api adalah lalu lintas setempat. Karena itu, ia sangat mendukung apabila jalur kereta api yang dinaikkan atau elevated ketimbang membuat 24 flyover atau underpass.

Pertanyaan lainnya seperti haruskah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) atau menaikkan tarif parkir untuk kendaraan pribadi? Hal ini, menurutnya, malah menguntungkan kendaraan pribadi jika tanpa diimbangi dengan penambahan moda transportasi umum yang baik.

Lalu, bagaimana dengan pertanyaan apakah seharusnya pembelian kendaraan pribadi dibatasi? Danang menjawab tidak. Karena jika pembelian kendaraan pribadi dilarang, berarti Jakarta akan mengalami represi yang cukup besar dalam perekonomian. "Saya rasa pembatasan kendaraan pribadi bukan pertanyaan tepat."

SUTJI DECILYA

Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah

Baca juga:

Kongres Dukung Jokowi Presiden 2014 di Bandung

Jokowi Tolak Bayar Sewa Stan di PRJ Kemayoran

Ada 'Kartel' Kerak Telor di PRJ Kemayoran

Ahok Rela Taman Monas Rusak Karena PRJ

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

20 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jakarta Rayakan Ulang Tahun Terakhirnya sebagai Ibu Kota?

54 hari lalu

Jakarta Rayakan Ulang Tahun Terakhirnya sebagai Ibu Kota?

Kota Jakarta tampaknya akan merayakan ulang tahun terakhirnya sebagai ibu kota negara pada 22 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

56 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Deretan Fakta Jakarta Fair 2023: Transaksi Rp 7,3 Triliun selama 33 Hari, 6,3 Juta Pengunjung, 2.500 Penyewa

17 Juli 2023

Deretan Fakta Jakarta Fair 2023: Transaksi Rp 7,3 Triliun selama 33 Hari, 6,3 Juta Pengunjung, 2.500 Penyewa

Jakarta Fair 2023 resmi ditutup. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Tutup Jakarta Fair 2023, Panitia Janji Tingkatkan Kualitas Gelaran Tahun Depan

17 Juli 2023

Tutup Jakarta Fair 2023, Panitia Janji Tingkatkan Kualitas Gelaran Tahun Depan

Ketua Panitia Jakarta Fair 2023 Karuna Murdaya mengucapkan terima kasih kepada semua kalangan yang membantu kesuksesan PRJ.

Baca Selengkapnya

Pekan Terakhir PRJ, Pengunjung Berburu Barang Diskonan

10 Juli 2023

Pekan Terakhir PRJ, Pengunjung Berburu Barang Diskonan

Pantauan Tempo di gate 9 PRJ, pengunjung tampak ramai, namun tidak sesak.

Baca Selengkapnya

HUT Jakarta, Bapenda DKI Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan hingga 29 Desember 2023

28 Juni 2023

HUT Jakarta, Bapenda DKI Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan hingga 29 Desember 2023

Dalam program pemutihan pajak ini, Bapenda juga memberikan penghapusan sanksi administrasi wajib pajak yang bayar pokok pajak mulai 22 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Rayakan HUT Jakarta dengan Jalan-jalan di 5 Destinasi Wisata Kepulauan Seribu

24 Juni 2023

Rayakan HUT Jakarta dengan Jalan-jalan di 5 Destinasi Wisata Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu memiliki gugusan pulau sebagai destinasi wisata. Pada HUT Jakarta ke-496, ayo jalan-jalan ke Pulau Seribu.

Baca Selengkapnya

Tarif Transjakarta, MRT, dan LRT saat HUT Jakarta ke-496, Hanya Rp 1

22 Juni 2023

Tarif Transjakarta, MRT, dan LRT saat HUT Jakarta ke-496, Hanya Rp 1

Tarif Transjakarta, MRT, dan LRT berlaku Rp 1 saat HUT Jakarta ke-496

Baca Selengkapnya