Gaya Ahok Urus Birokrasi

Reporter

Kamis, 20 Juni 2013 05:39 WIB

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta--Banyak hal yang sudah dan akan dilakukan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama untuk memperbaiki birokrasi Pemerintah Jakarta. Berbagai ide mulai muncul sejak keduanya dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur Jakarta pertengahan Oktober lalu. Contohnya proses seleksi dan promosi jabatan atau dikenal dengan lelang jabatan camat dan lurah.

Mulai Mei lalu, lelang jabatan camat dan lurah berlangsung. Dengan berbagai tes yang dilakukan, akhirnya Pemerintah Jakarta telah mendapatkan hasilnya. Setidaknya dari tes jabatan itu, kata Wakil Gubernur Basuki, pemerintah daerah mendapatkan para pemimpin yang berkualitas. "Kami punya stok 70-80 camat yang bagus, sementara lurah sekitar 200 orang. Ini bagus semua," kata lelaki yang akrab disapa Ahok ketika ditemui Tempo di kantornya, Balai Kota Jakarta, Kamis 13 Juni 2013.

Hal ini, ujarnya, sudah memenuhi harapannya. Selama ini, jabatan camat dan lurah kadang dianggap sebelah mata dan malah digunakan untuk hal yang di luar kewenangannya. Padahal pemerintahan yang baik bermula dari kecamatan dan kelurahan yang memberikan pelayanan baik kepada masyarakat.

Tak cukup lelang jabatan camat dan lurah, Ahok juga ingin mengadakan lelang jabatan Kepala Puskesmas. Program dadakan ini akan mulai dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2013 atau bisa dikatakan mulai dilakukan sekitar kuartal ketiga dan keempat tahun ini.

Ahok menganggap selama ini, pemilihan Kepala Puskesmas belum memenuhi harapannya. Ia pun diam-diam melakukan penilaian. Contohnya, puskesmas yang semestinya menjadi gerbang utama dalam program Kartu Jakarta Sehat masih belum berjalan dengan baik. Jangan sampai, katanya, masyarakat telah mengantri berjam-jam untuk berobat namun pada akhirnya hanya diberikan rujukan ke rumah sakit.

Ia ingin dokter atau pun perawat di rumah sakit 'jemput bola' ke pasien. Umumnya, dokter dan perawat yang masuk pukul 08.00 di puskesmas tidak serta-merta langsung memulai prakteknya pada jam itu pula. Semestinya kebijakan puskesmas dapat mengharuskan pegawai di puskesmas datang lebih pagi. "Kalau perlu orang yang udah ngantri setengah jam ditangani sama perawat saja," ujarnya.

Kondisi lainnya, ia kembali mencontohkan, puskesmas juga bisa mengatur pasien supaya tidak terlalu lama menunggu untuk berobat. Jika diperkirakan satu pasien berobat 7 menit, bisa jadi urutan ke-10 bisa mendapat tindakan pada menit ke-70. Perawat pun bisa menyuruh si pasien kembali ke rumah dan bisa datang lagi sekitar satu jam kemudian. Begitu juga pelayanan untuk lanjut usia yang berobat. "Bisa disediakan air dan diberikan tempat khusus misalnya," kata Ahok.

Pelayanan semacam ini yang ia nantikan dari calon-calon Kepala Puskesmas nantinya. Ia menginginkan ide brilian datang dari mereka. Calonnya bisa siapa pun. Dokter atau perawat yang mencapai golongan tertentu bisa mengikuti seleksi itu. "Ia (calon Kepala Puskesmas) harus membayangkan kalau menjadi orang yang sakit. Apa harapannya? Kami ingin mewujudkan itu," ia menjelaskan.

Tak cukup sampai di situ. Sekretaris daerah, jabatan yang cukup prestisius di lingkungan Pemerintah Jakarta juga akan dilakukan melewati seleksi. Setidaknya, kata Ahok, ada sembilan calon Sekda yang diajukan ke DPRD DKI Jakarta.

Meski tidak ingin mengatakan sembilan orang yang dicalonkan, Ahok mengatakan, semuanya tidak berasal dari pendapat pribadi. Siapa pun yang menjadi Sekda nantinya tergantung hasil tes yang dijalankan. "Kami terbuka saja kok. Enggak ada kepentingan di sini. Aku enggak kenal siapa pun di sini, siapa saja boleh jadi apa pun," katanya.

Merasa tidak cukup dengan segala macam seleksi, Ahok juga akan membuat Unit Kerja Gubernur. Unit itu, kata Ahok, akan diisi Asisten Deputi Gubernur yang selama ini kurang dianggap penting peranannya.

Selama ini, Ahok membawahi empat deputi, yakni Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Kependudukan dan Permukiman, Deputi Bidang Perdagangan Perindusterian dan Transportasi, dan Deputi Bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Masing-masing, kata Ahok, membawahi dua Asisten Deputi. Namun sampai sekarang peran asisten begitu kecil dalam pemerintahan, padahal mereka memiliki potensi untuk berkarya di Pemerintah Jakarta.

Karena itu, ia memberikan pekerjaan tambahan. Itu pun disambut baik oleh keempat Deputi Gubernur Jakarta. Mereka nantinya bertugas untuk mengawasi satuan kerja perangkat daerah. Jika tidak sesuai harapan, pimpinan dinas bisa langsung digantikan. "Unit kerja ini sedang saya usulkan ke Kementerian Dalam Negeri. Kalau di Badan Kepegawaian Daerah sudah tidak ada masalah," ujarnya.

SUTJI DECILYA

Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta
| Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah


Baca juga:

Ahok Minta Relawan PMI Ada di Setiap RT

Wali Kota Solo Menolak Penyaluran BLSM

BLSM Paling Cepat Dibagikan Juni

Jokowi Tak Setuju BLSM, Ini Kata Mendagri

Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

9 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

3 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

52 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jakarta Rayakan Ulang Tahun Terakhirnya sebagai Ibu Kota?

52 hari lalu

Jakarta Rayakan Ulang Tahun Terakhirnya sebagai Ibu Kota?

Kota Jakarta tampaknya akan merayakan ulang tahun terakhirnya sebagai ibu kota negara pada 22 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

53 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

53 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya