Bus AKAP dan AKDP memblokir akses masuk tol Jagorawi dalam aksi menolak penutupan Terminal Baranangsiang di Kota Bogor, Jabar, Rabu (5/6). ANTARA/Jafkhairi
TEMPO.CO, Bogor -- Lima jam akses tol Jagorawi diblokir ratusan sopir dan awak bus yang berunjuk rasa menolak pengosongan dan pemindahan terminal Baranangsiang ke dua terminal. Kepala Polisi Daerah Jawa Barat Inspektur Jendral Suhardi Alius akhirnya turun tangan dan berdialog dengan sopir bus. "Silahkan para sopir melakukan aksi unjuk rasa, tapi tolong jangan sampai memgakses akses umum," kata dia, Minggu 7 Juli 2013.
Kapolda mengatakan, unjuk rasa dengan menutup dan memblokir tol imbasnya mengganggu ketertiban umum dan menghambat semua kegiatan masyarakat. "Masyarakat tidak bisa masuk ke Kota Bogor dan harus keliing mencari jalan akses masuk Bogor," ujarnya.
Ratusan sopir bus dan Angkutan Perkotaan di Terminal Baranagsiang, Kota Bogor, memblokir jalan tol Jagorawi sejak sekitar pukul 04.30 pagi dengan memalangkan puluhan busnya di ruas jalan. Pemblokiran sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap penutupan dan pemindahan Terminal Baranangsiang. Bersamaan akan dibangun pusat perbelanjaan dan hotel di satu lokasi.
"Kami tetap akan menolak rencana Pempot Bogor yang akan membangun terminal dalam hotel dan mal," kata Andi, 42 tahun, salah seorang sopir bus Miniarta.
Pemblokiran akses tol ini untuk yang kedua kalinya, setelah DLLAJ Kota Bogor bersikukuh untuk mengosongkan terminal Minggu 7 Juli 2013 untuk dihancurkan dan kemudian membangun terminal baru dan mal serta hotel.
"Mereka mengosongkan terminal dan mengusir kami untuk masuk ke terminal di Wangun Jalan Raya Tajur dan Terminal Bubulak, padahal belum ada kesepakatan dengan warga," ujar Andi.
Ratusan sopir bus dan angkot menolak pindah dan menempati lahan terminal baru itu, karena lokasinya jauh dan tidak strategis. Mereka khawatir masyarakat jadi enggan datang ke lokasi baru. "Kalau mereka memilih menggunakan KRL atau mobil pribadi, itu sangat merugikan kami," kata dia. (Baca: Sopir Bus Kembali Blokir Tol Jagorawi)