TEMPO Interaktif, Jakarta:Setelah dengan urusan warga kampung, 'mereda', dinding penutup jalan sudah dirobohkan. Warga Komplek Barata merasa keberatan, jalan yang menuju Kesusteran Sang Timur. "Warga merasa keberatan pihak Sang Timur tidak permisi menggunakan Jalan Barata,” kata Tjatur, penghuni komplek BarataSabtu pagi (30/10) sekitar pukul 06.00 WIB warga memasang portal sepanjang 5 meter di jalan Barata Tama Raya. Sang Timur terletak di tengah-tengah komplek Departemen Keuangan, Komplek Barata, Komplek Meto Permata, dan Jalan Pahala. Menurut Tjatur, selama 12 tahun sejak 1992 Sang Timur meminjam Jalan Departemen Keuangan sebagai akses utama. Pada 3 Oktober 2004 Jalan Komplek Departemen Keuangan, Jalan Merbabu ditutup. Dan pada 5 Oktober 2004, Jalan Komplek Departemen Keuangan dirobohkan. Dan di hari yang sama, digembok kembali. Sejak Jalan Merbabu ditutup, Jalan Barata menjadi akses utama ke Sang Timur. Menurut Tjatur, penghuni Barata II Rt. 03 dan Sufandi penghuni Barata III Rt 02, warga merasa keberatan, karena pihak Sang Timur tidak permisi menggunakan jalan barata. Warga merasa terganggu dengan mobil-mobil yang masuk ke Sang Timur melalui Jalan Barata. "Kami, sih, warga Barata tidak ingin menghambat pendidikan. Tapi etika bermasyarakat juga harus digunakan pihak Sang Timur,"katanya.Komplek Barata terdiri atas 7 Rukun Tertangga (RT) dan 1 Rukun Warga (RW). Pihak Kesusteran membantah tak minta izin, Menurut juru bicara Sang Timur, Suster Sylvi, pihaknya telah mengirim surat permintaan ijin meminjam akses Jalan Barata untuk dilewati anak-anak ke masing-masing RT. Fanny Febiana