TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya membekuk dua pelaku pembiusan dan menembak mati satu pelaku lagi pada 31 Juli 2013 di Rawasari, Jakarta Pusat. Dua orang tertangkap adalah Arman Maulana alias Bolton dan Sutikno Daglek, sedangkan yang tewas Muhammad Sodikin alias Alex.
Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, mereka biasa mencuri setelah membius korbannya. "Mereka mencampur Apazol dengan Antimo ataupun jamu Tolak Angin," ujarnya, Kamis 1 Agustus 2013.
Sasaran mereka adalah TKI ataupun TKW yang kebingungan di Bandara Soekarno-Hatta. Di antara pelaku, Alex adalah otak kejahatan. Bolton berperan menyiapkan obat bius Apazol, mencari sasaran di bandara, dan mengambil barang korban. Sedangkan Daglek sebagai sopir. Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menyebut Apazol itu dijual bebas di pasaran.
Para pelaku ternyata berpengalaman memanfaatkan obat itu. Mereka residivis Lembaga Pemasyarakatan Cipinang yang memiliki catatan kejahatan dengan modus serupa. Alex telah beroperasi sejak 2010 hingga 2013, sebanyak 26 kali. Bolton beraksi sejak 2009, sedangkan Daglek sejak 2011. Secara bersama-sama, selama Ramadan ini mereka sudah beraksi 6 kali. Korbannya tersebar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Pada 6 Juli, korban bernama Tasman berhasil diperdaya di Bandara Soetta dengan kerugian uang Rp. 1,1 juta dan handphone Nokia.
Herry menjelaskan, kejahatan mereka telah ditelusuri sejak Tasman menjadi korban. Ceritanya, Tasman yang hendak berangkat kerja ke Sulawesi kebingungan karena ketinggalan pesawat. Dia bertemu salah satu pelaku. "Pelaku berdialek Banjar, terus mengajak dia pulang bersama dengan mobil Avanza karena satu arah," kata Herry. Tanpa curiga, Tasman mengiyakan.
Di tengah jalan, Alex berpura-pura sakit dan singgah di tempat penjual jamu. Tasman pun diberi minum jamu yang ternyata sudah dicampur Apazol. Seketika itu ia tak sadarkan diri. Tasman dibuang di Tol Cikarang Pusat. Ketika bangun, Tasman yang ditemukan petugas PJR di pinggir jalan, sudah di rumah sakit.
Menurut Herry, modus serupa terjadi pada korban lain. Pada 10 Juli, mereka beraksi lagi di Soetta, menggasak handphone Nokia dan uang tunai Rp. 1,8 juta. Identitas korban yang ditinggal di Tol Bekasi Timur belum diketahui.
Masih di bulan Juli, mereka beroperasi di Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Hasilnya, handphone Nokia dan uang Rp 3 juta. Itu milik korban belum diketahui identitasnya dan ditinggal di Tol Jagorawi.
Pertengahan Juli, mereka merampas 2 handphone Nokia dan uang Rp 1,5 juta dari korban yang belum diketahui identitasnya di Bandara Juanda. Korban ditinggal di pinggir Jalan Jombang, Jawa Timur.
Pada 26 Juli, mereka kembali beraksi di Soetta. Rampasannya, 2 handphone Nokia dan uang Rp 400 ribu. Korban yang belum diketahui identitasnya dibuang di Tol Cikarang Pusat.
Sedangkan 29 Juli, lagi-lagi di Soetta mereka menggondol 3 handphone Nokia dan uang Rp 2 juta. Korban yang belum diketahui identitasnya dibuang di Tol Bekasi Timur.
Herry menambahkan, dia masih memburu dua kelompok lagi yang bermodus pembiusan. Mereka adalah jaringan Alex. "Dia (Alex) punya anggota lagi yang terbagi jadi dua kelompok."
Adapun Bolton dan Daglek yang tertangkap kini dijerat Pasal 365 KUHP. Ancaman hukuman buat mereka di atas 5 tahun.
ATMI PERTIWI
Topik terhangat:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011
Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal
Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar
Berita terkait
Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu
20 hari lalu
Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?
Baca SelengkapnyaKemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya
29 hari lalu
Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.
Baca SelengkapnyaKapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal
38 hari lalu
Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengklaim belum ada kerawanan dan berbagai tindak kriminal yang terjadi di kawasan wisata Ancol
Baca SelengkapnyaAnies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas
23 Januari 2024
Anies mengatakan itu merupakan penyimpanan, pelanggaran dan kriminalitas yang tidak boleh dibiarkan.
Baca SelengkapnyaPolisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang
2 Januari 2024
Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi
13 Desember 2023
Prabowo singgung Indonesia masih aman, damai, dan terkendali
Baca SelengkapnyaKriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner
29 Oktober 2023
Sejumlah peristiwa kriminalitas terjadi sepekan terakhir di Jabodetabek. Ade Armando digugat PDIP, Firli Bahuri, Fortuner tabrak wanita di Kembangan
Baca SelengkapnyaPolres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu
13 Agustus 2023
Polres Jakarta Utara menandai Ancol hingga Sunter Agung dengan warna merah di peta kerawanan kejahatan
Baca SelengkapnyaPolisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong
4 Agustus 2023
Pelaku menganiaya dengan menggunakan ketapel kepada guru SMA itu.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi
16 Juli 2023
Terkuaknya kasus mutilasi ini pasca temuan potongan-potongan tubuh manusia total di lima titik Sleman.
Baca Selengkapnya