Ratusan calon penumpang mengantre saat menukarkan tiket Kereta Api di loket Stasiun Gambir, Jakarta Pusat (3/8). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Calo tiket kereta api masih beroperasi meski ada peraturan tiket kereta sudah harus dipesan tiga bulan sebelumnya. Modus terbaru, calo membuat KTP palsu untuk penumpang agar sesuai dengan nama yang tertera di tiket.
Sugeng Priyono, Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional 1, mengatakan, pada Ahad, 4 Agustus 2013, KAI memergoki dua calo yang menjual tiket dengan memalsukan KTP penumpang. Modus ini baru ditemukan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Total yang disita dari mereka ada 13 tiket.
Sugeng bercerita, pengungkapan berawal dari KTP penumpang yang mencurigakan. "KTP tidak ada hologramnya di bagian belakang," ujar dia hari ini.
Penumpang pun diinterogasi. Ternyata dia tidak bisa menyebutkan nama yang sesuai dengan KTP palsu tersebut. Akhirnya ia mengaku membeli tiket dari calo. Si calo segera ditelepon agar datang ke stasiun, kemudian ditangkap. "Ada juga calo yang enggak mau angkat telepon."
KTP palsu dibuat dengan cara scan. "Ketelitian petugas boarding diuji," kata Sugeng. Untuk menghentikan praktek percaloan, Sugeng mengimbau masyarakat membeli sendiri tiketnya. Dia juga meminta Polsek Senen menindak tegas calo yang tertangkap. "Harus diadili agar ada efek jera."
Sugeng sekaligus membantah ada oknum PT KAI yang bekerja sama dengan calo. "Yakinlah orang KAI sudah enggak ada yang bantu calo. Kalau ada, dipecat," katanya.
