TEMPO Interaktif, Jakarta: Pihak RSCM membantah telah lalai dalam merawat Ny. Agian sehingga menimbulkan luka di bagian punggung. Menurut Dr. Yusuf Misbach, Ketua Tim Dokter yang menangani Agian, RSCM telah merawat pasien itu dengan baik. Namun diakui pihaknya tidak setiap saat bisa memindah-mindahkan posisi tubuh pasien setiap saat. "Harusnya pihak keluarga yang melakukan itu," kata Yusuf. Sesuai standar, menurut Yusuf, pasien stroke memang harus dibolak-balik selama dua jam sekali, dan itu dilakukan pihak perawat. Pihaknya juga menyangkal pernyatan dokter dari Forum Dokter Pembanding yang menyatakan telah terjadi penurunan gizi dan berat badan. "Lagi pula dari mana tahu berat badan berkurang, kami juga tidak pernah menimbang berat badannya," ujarnya. Menurut Yusuf secara umum kondisi Ny. Agian selama dirawat di RSCM telah menunjukan perkembangan. Sebelumnya, kata dia, saat dibawa ke rumah sakit tersebut pasien dalam kondisi tidak terkontrol dan sering berteriak-teriak. Sekarang kondisinya telah normal, jantung juga telah normal. Pasien juga telah sadar meski sulit berkomunikasi. Sekarang ini telah ada perkembangan pasien telah bisa kontak meski dengan mata. Langkah selanjutnya menurut Yusuf, pasien tinggal memperoleh perawatan intensif, dan ketekunan pihak keluarga untuk merawat. Secara psikologi perhatian dari pihak keluarga juga diperlukan untuk menstimulan kotifasi pasien untuk sembuh. Pihaknya rumah juga menilai apa yang dilakukan suami pasien yangmemohon euthanasia terhadap pasien justru menyurutkan semangat pasien untuk sembuh. Meski setengah sadar, menurut Yusuf pasien juga sering mendengar dan melihat siaran televisi. Ia menurut Yusuf juga tahu selama ini suaminya memintakan euthanasia untuk dirinya. Hal ini menurut dia telah mempengaruhi jiwa pasien. "Dia sempat nangis saat mendengar berita soal itu," kata Yusuf.Yusuf berkeyakinan bila dilakukan perawatan intensif Agian masih ada peluang untuk bisa mengalami kemajuan. "Minimal sampai bisa duduk dikursi roda," kata Yusuf. Ramidi-Tempo