Jokowi-Ahok Nilai Kenaikan Upah Tidak Rasional

Reporter

Editor

Ali Anwar

Selasa, 3 September 2013 15:32 WIB

Para buruh meneriakkan yel-yel saat berunjuk rasa di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Rabu (24/10). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai tuntutan buruh untuk menaikan upah Rp 3,7 juta-Rp 4 juta tidak rasional. Alasannya, saat ini kondisi situasi ekonomi secara keseluruhan sedang tidak baik.

"Lihat saja nilai rupiah sedang melemah, masak berbicara soal kenaikan upah," kata Jokowi di Balai Kota, Selasa, 3 September 2013. Jokowi mengatakan pemerintah Jakarta akan terus melakukan survei terkait komponen hidup layak (KHL) untuk menentukan upah 2014.

Menurut dia, kenaikan pada 2013 ini sudah cukup tinggi, yakni Rp 2,2 juta, naik 40 persen dari tahun 2011. Menurut Jokowi, kalkulasi menjadi sangat penting agar kebijakan yang diambil tidak kontra produktif.

Senada dengan Jokowi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai bahwa kondisi industri saat ini sedang lesu sehingga tuntutan buruh untuk menaikkan upah malah akan membuat pengusaha keluar dari Jakarta.

"Memang tuntutan buruh menaikan upah menjadi Rp 3,7 juta rasional mengingat biaya hidup di Jakarta tinggi," kata Basuki di hadapan buruh yang menemuinya. Hanya perlu dipertimbangkan juga, Basuki melanjutkan, kondisi perekonomian secara umum, terutama keadaan penawaran dan permintaan barang di pasar.

Karena itu, tidak serta-merta keinginan menaikkan upah bisa dikabulkan. Selain itu, menaikkan upah, Basuki menekankan, bukan dengan hitung-hitungan yang berasal dari awang-awang atau perkiraan. Contoh, kenaikan harga bahan bakar minyak, belum tentu berimbas pada naiknya upah, meski pun biaya transportasi naik.

Basuki menjelaskan, untuk menaikkan upah perlu dilakukan survei KHL setiap bulannya. " Penjajakan ini dilakukan untuk melihat bagaimana tren kenaikan komponen barang tiap bulannya," kata dia. Saat ini ada 60 item yang masuk KHL, seperti tempat tinggal, transportasi, kesehatan, pendidikan, dan rekreasi.

Menurut Basuki, DKI memang lebih cocok menjadi kota jasa dan perdagangan sehingga upah sebesar Rp 3,7 juta menjadi wajar. Namun, dia menegaskan bahwa kenaikan upah harus bersifat adil bagi pengusaha maupun buruh.

Lainnya, dia melihat jika kemudian upah sebesar itu disepakati maka akan menjadi efek domino bagi daerah sekitar. Karena, saat banyak perusahaan hengkang setelah itu, pertanyaan yang muncul, menurut Basuki, bagaimana kesiapan daerah sekitar. Basuki melihat bahwa infrastruktur daerah sekitar harus siap.

Untuk itu, Basuki mengatakan DKI mengambil jalan tengah dengan meringankan beban beberapa item di dalam KHL. Misalkan tempat tinggal, Basuki melanjutkan, warga bisa memilih rumah susun sewa yang bahkan lebih murah dari harga rata-rata di Jakarta, yakni Rp 500 ribu per bulan.

"Dari kesehatan kami juga bantu dengan Kartu Jakarta Sehat, di pendidikan ada Kartu Jakarta Pintar," katanya. Selain itu, di transportasi, Basuki menjanjikan program 1.000 bus dan hibah Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) akan menjadi solusi angkutan murah. "Komponen ini yang sering dijadikan beban buruh."

Saat ini, DKI telah melakukan survei KHL sebanyak enam kali, kurang dua kali lagi. Dalam survei terakhir pada Juli lalu, Agustus tidak ada karena bulan Ramadan, nilai KHL DKI sekitar Rp 1,9 juta. Tidak jauh berbeda saat UMP 2012 ditetapkan.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menuntut pemerintah DKI Jakarta menaikkan upah minimum menjadi Rp 3,79 juta. Saat ini upah minimum di DKI Jakarta besarannya Rp 2,2 juta.

"Karena kami menilai komponen kebutuhan hidup layak terus naik," kata Sekretaris Jenderal KSPI Muhamad Rusdi. Rusdi menjelaskan saat ini KHL yang tercantum hanya 60 item.

Sedangkan Rusdi mengklaim seharusnya KHL sekarang sudah mencapai 84 item. Bahkan, dia mengatakan ada beberapa KHL yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Seperti nilai transportasi dan tempat tinggal.

"Sewa kamar saja per bulan paling murah Rp 500 ribu," kata Rusdi kepada Basuki di ruang rapat Wakil Gubernur. Dalam pertemuan tersebut hadir belasan perwakilan dari ratusan buruh yang berunjuk rasa di depan Balai Kota.

Selain itu, pemerintah hanya menggantungkan kenaikan upah dari inflasi. Padahal, Rusdi melanjutkan, hitungan nilai di pasaran justru lebih besar dari laju inflasi.

SYAILENDRA

Topik terhangat:
Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung | Rupiah Loyo




Terpopuler


Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?

Ahok Datangi Paripurna, Fraksi PPP Walk Out

Pedagang Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Luthfi Tutupi Sosok Bunda Putri ke Pengacaranya

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

54 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Dukung Demonstrasi Tolak Kenaikan UMP 2024 di Bawah 15 Persen di Berbagai Daerah

15 Desember 2023

Partai Buruh Dukung Demonstrasi Tolak Kenaikan UMP 2024 di Bawah 15 Persen di Berbagai Daerah

Partai Buruh menilai kenaikan UMP 2024 tak sesuai dengan biaya hidup di DKI Jakarta menurut data BPS yang mendekati angka Rp 15 juta per bulan

Baca Selengkapnya

Mulai Pekan Depan, Ratusan Ribu Buruh di 38 Provinsi akan Demo Bergantian Tolak UU Cipta Kerja

24 Mei 2023

Mulai Pekan Depan, Ratusan Ribu Buruh di 38 Provinsi akan Demo Bergantian Tolak UU Cipta Kerja

Ratusan ribu buruh dari berbagai wilayah akan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja atau omnibus law.

Baca Selengkapnya

Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

21 Februari 2023

Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

Bapanas bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Hero Supermarket meluncurkan program Food Rescue.

Baca Selengkapnya

Ada Demo Buruh, Polisi Tutup Jalan di Patung Kuda Arah Harmoni

14 Januari 2023

Ada Demo Buruh, Polisi Tutup Jalan di Patung Kuda Arah Harmoni

Polda Metro Jaya melakukan penutupan jalan di Kawasan Patung Kuda arah Harmoni pada pagi ini pukul 8.35 WIB imbas rencana demo buruh

Baca Selengkapnya

Tolak Kenaikan Harga BBM, Puluhan Ribu Buruh Akan Terus Demo hingga Puncaknya 4 Oktober

17 September 2022

Tolak Kenaikan Harga BBM, Puluhan Ribu Buruh Akan Terus Demo hingga Puncaknya 4 Oktober

Serikat buruh akan kembali menggelar aksi tolak kenaikan harga BBM hingga 4 Oktober mendatang. Jika tidak digubris, mereka mengancam mogok nasional.

Baca Selengkapnya

1.231 Personel Gabungan Disiagakan dalam Demo Buruh Hari Ini

6 September 2022

1.231 Personel Gabungan Disiagakan dalam Demo Buruh Hari Ini

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan demo buruh serentak menolak kenaikan harga BBM dilakukan di 34 provinsi

Baca Selengkapnya

PSI Soroti Setoran Deviden Jamkrida Jakarta yang Terus Turun

3 Agustus 2022

PSI Soroti Setoran Deviden Jamkrida Jakarta yang Terus Turun

PSI Jakarta mendorong Jamkrida Jakarta memanfaatkan penambahan modal dasar untuk memperbaiki kondisi perusahaan yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya