Penganiayaan Janda Penjual Kopi, Warung Tutup  

Reporter

Senin, 16 September 2013 13:59 WIB

Ilustrasi. tuoitrenews.vn

TEMPO.CO, Jakarta -- Pasca-penggerebekan pelaku kasus penganiayaan tukang kopi di belakang Apartemen Kedoya Elok, Jakarta Barat, warung-warung di pinggir jalan itu tutup. "Habis ada kasus, sekarang lagi pada tutup dulu," ujar Sarmini, 35 tahun, pedagang kopi di samping apartemen, kepada Tempo, Senin, 16 September 2013.

Pantauan Tempo, di jalan seberang pintu masuk tol Kebon Jeruk tersebut ada dua warung Menurut pria yang sudah setahun berjualan kopi di situ, ada dua warung, satu konter pulsa, dan dua pangkalan ojek. Warung pertama, tepat di sebelah konter pulsa, tampak berdebu tebal. "Biasanya di sini jual es kelapa. Tapi belakangan ini sering enggak jualan," kata tukang ojek sekitar.

Di sebelahnya lagi ada warteg. Tepat di belakang warteg ada rumah bedeng yang jadi lokasi penggerebekan. Ketika Tempo menyambangi, rumah yang bagian dalamnya acak-acakan itu masih dililit garis polisi.

Sarmini bercerita, di ruas jalan itu tidak banyak penjual kopi. Hanya dia, satu orang lagi penjual yang sedang libur, dan Her. Dia dan rekannya berjualan di samping Apartemen Kedoya. Sedangkan Her berjualan 10 meter dari warteg. Dia mengaku tak tahu persis kronologi mulanya kejadian. "Yang saya dengar, awalnya orang-orang item itu beli kopi. Tapi terus si ibu disekap."

Sarmini mengaku tak pernah menjadi korban pemalakan. Sudah setahun ia berjualan kopi dengan sepeda, tetapi selalu berhenti di samping Apartemen Kedoya. "Saya sih enggak pernah," kata dia. Dalam sehari, ayah satu anak ini bisa membawa pulang pendapatan Rp 400 ribu. "Kalau lagi rame." Pembelinya ada pengendara yang kerap kemacetan di ruas jalan itu dan pekerja sekitar apartemen.

Keamanan berjualan, kata Sarmini, didapat karena dia akrab dengan satpam apartemen. Tidak hanya bebas preman, dia pun bebas penertiban Satpol PP. "Satpol PP selalu saya kasih tahu, ini teman saya," Andrian mendukung Sarmini.

Kawasan pintu masuk tol Kebon Jeruk memang banyak dihinggapi pedagang kaki lima. Warung rokok, gerobak gorengan, penjual kopi berjajar tak hanya di sisi ruas jalan samping apartemen, tapi juga seberangnya, ruas jalan menuju kantor RCTI. Kawasan ini jadi tempat nongkrong para tukang ojek dan sopir taksi.

Tak hanya di situ, beberapa PKL juga nyaman dengan median jalan persis di sebelah pintu masuk tol. Pantauan Tempo, di sanalah biasanya penumpang bus-bus AC turun. Namun, ketika ditanya soal premanisme kawasan itu, Kartini, 50 tahun, satu-satunya penjual kopi di sana, bungkam. "Enggak ada bayar-bayaran," katanya datar. Meski, ketika ditanya soal kasus penganiayaan He, si penjual kopi, Kartini mengaku tahu. "Dia yang habis ada kasus itu kan?" ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, He, 46 tahun, penjual kopi, menjadi korban kekerasan seksual oleh segerombolan preman. Dia disiksa dan disekap selama tiga hari oleh belasan pemuda.

ATMI PERTIWI

Terhangat:

Tragedi Perempuan Penjual Kopi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Siapa Bunda Putri

Berita terkait:

Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Heroik, Pedagang Perempuan Melawan Preman
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
Penyiksaan Janda, Komnas Perempuan Surati Jokowi

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

41 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

43 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

45 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

46 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

48 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

59 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya