Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai pemerintahan DKI Jakarta di bawah kendali Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sudah mulai menunjukkan kinerja yang baik. Sayangnya, kata dia, kinerja birokrasi masih amat tergantung pada Jokowi.
"Kalau Jokowi pergi, bisa-bisa pembangunan Jakarta selesai," kata Nirwono, Selasa 15 Oktober 2013.
Menurut Nirwono, saat ini kesadaran kerja aparat di tataran teknis seperti di dinas-dinas, masih amat rendah. Dia menunjukkan bagaimana keberhasilan relokasi pedagang kaki lima Tanah Abang, tidak bisa diikuti dengan relokasi PKL di lokasi lain.
"Jadi selama ini program lebih banyak berjalan karena efek Jokowi, bukan karena aparat pemerintahan punya inisiatif kerja," kata Nirwono.
"Padahal seharusnya tindakan Jokowi hanya menjadi pancingan untuk diteruskan oleh pemerintah kota, kecamatan, dan kelurahan," ujar Nirwono. Menurut dia, Gubernur tak perlu sering-sering turun langsung mengatasi teknis persoalan.
Meski begitu, Nirwono mengapresiasi kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur selama setahun yang mampu membuat gebrakan melalui program Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, normalisasi waduk, serta relokasi warga bantaran waduk. Namun, dia menyarankan Jokowi mencari cara merangkul para birokrat supaya lebih bersemangat. "Terlalu tergantung faktor Jokowi bisa bahaya," katanya.