Jakarta Marathon Bikin Macet, Jokowi: Biasanya Juga Macet

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 27 Oktober 2013 22:22 WIB

Sejumlah pelari saat mengikuti Jakarta Marathon di Kawasan Monas, Jakarta, Minggu (27/10). Jakarta Marathon memperlombakan beberapa kategori diantaranya full marathon (42,195 kilometer), half marathon (21 km), 10 K, dan 5 K. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo enggan melayani keluhan soal Jakarta yang tambah macet karena ditutupnya sejumlah jalan utama di Jakarta yang digunakan sebagai trek lari Jakarta Marathon. "Ga ada acara saja sudah macet," ujar Jokowi, Ahad 27 Oktober 2013. "Kalau tidak ditutup masak larinya bareng mobil dan motor?"

Lomba marathon di Jakarta ini diikuti oleh 10.000 peserta dari Indonesia dan luar negeri. Lomba terbagi atas empat kategori, yaitu 5 kilometer, 10 kilometer, half maraton 21 kilometer, dan full maraton 42 kilometer. Rute terpanjang melewari sebagian jalan protokol seperti Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Gatot Subroto, Rasuna Said, hingga kawasan Pancoran dan Kota Tua.

Jokowi menilai lomba maraton pertama di Jakarta itu sudah cukup baik. Tetapi persiapan lomba pada 2014 harus dilakukan lebih matang. "Ini kan persiapannya baru sejak Februari, kalau setahun pasti lebih bagus lagi," ujarnya.

Hal itu juga berlaku untuk promosi acara. Tahun ini sejumlah pelari asing dari negara di Asia dan Afrika ikut ambil bagian dalam lomba lari. "Kalau bisa jadi bagian promosi pariwisata Jakarta, kenapa tidak?" katanya.

Para pelari yang ikut berkompetisi dalam Jakarta Marathon 2013 memuji trek lari yang mereka lalui selama lomba. Para pelari itu mengatakan jalan yang mereka lalui cukup mulus dan bebas hambatan.

Pelari asal Kenya, Muindi Onismus yang menjadi juara dua lomba half marathon 21 kilometer mengatakan trek lari di Jakarta termasuk bagus. "Tidak ada gangguan selama kami berlari, saya merasa aman," ujar Onismus. Menurut dia, kompetisi antar pelari half maraton di Jakarta cukup ketat dibandingkan dengan perlombaan serupa di China, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Hanya satu keluhan Onismus. "Cuacanya panas dan lembap, cukup merepotkan," katanya.

ANGGRITA DESYANI

Topik terhangat:
Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten

Berita lainnya:
Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis

Demokrat Ditelanjangi, Ical: Bukan TV One

Pelaku Memanggil Adiguna Sutowo dan Istrinya

Mau Untung Besar dari Sengon, Ini Rumus Jokowi

El Clasico, Neymar Gemilang, Bale Tenggelam

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

4 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

14 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

14 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

16 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

19 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

20 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

23 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya