TEMPO.CO, Jakarta - Massa buruh dari berbagai kawasan industri Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi memadati Balai Kota Jakarta. Mengantisipasi terjadinya tindakan anarkistis dari para buruh yang menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 3,7 juta, kepolisian menyiagakan dua unit mobil meriam air (water cannon).
"Kami lihat saja, kalau mereka anarkistis, harus dilakukan tindakan," kata Kepala Bagian Operasional Polres Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Apollo Sinambela, di Balai Kota, Jumat, 1 November 2013. Sebanyak 1.000 personel juga siaga mengamankan jalannya unjuk rasa. (Baca: Demi Jokowi, Buruh Jumatan di Depan Balai Kota)
Sinambela menuturkan, pengamanan melibatkan personel gabungan, di antaranya dari Brimob, Sabhara, polisi lalu lintas, Reserse, Intel, dan TNI. Menurut Sinambela, saat ini massa buruh di depan Balai Kota sekitar 3.000 orang. Pihaknya juga menutup Jalan Medan Merdeka Selatan agar unjuk rasa berjalan kondusif.
Hari ini, dalam orasinya, para buruh berencana akan menginap di Balai Kota bila Gubernur DKI Joko Widodo tak kunjung menemui mereka. Jokowi pun saat ini sudah tiba di kantornya sekitar pukul 12.30 setelah blusukan sejak pagi. Pada pukul 14.30, buruh rencananya bergerak ke Mabes Polri menuntut tindak kekerasan yang dilakukan beberapa organisasi masyarakat di kawasan industri Bekasi, Kamis malam. (Baca: Kabar Buruh Tewas di Bekasi Hoax)
Mulai Pekan Depan, Ratusan Ribu Buruh di 38 Provinsi akan Demo Bergantian Tolak UU Cipta Kerja
24 Mei 2023
Mulai Pekan Depan, Ratusan Ribu Buruh di 38 Provinsi akan Demo Bergantian Tolak UU Cipta Kerja
Ratusan ribu buruh dari berbagai wilayah akan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja atau omnibus law.