Kondisi lalu lintas di sekitar bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, (17/1) yang penuh dengan genangan banjir sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Foto Ichwan Hanuranto Untuk tempo
TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah Belanda mendorong percepatan program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau yang biasa disebut tanggul raksasa (giant sea wall). Program ini dipandang sebagai solusi cepat dan aman untuk kepentingan strategis Jakarta.
"(NCICD) pendekatan terpadu terhadap permasalahan dan memberikan perspektif baru untuk Jakarta dan seluruh Indonesia," kata Bertrand van Ee, Ketua Tim Inti Promosi dan Ekspor dari Sektor Air Utama Belanda, Kamis 21 November 2013.
Saat ini tenaga ahli dari Belanda dan Indonesia bekerja sama dalam Program NCICD. Mereka diantaranya bekerja untuk penyediaan, penguatan dan pengamanan di wilayah pesisir; menghentikan penurunan tanah dan meningkatkan kualitas air; serta pembangunan wilayah tempat tinggal yang nyaman.
Untuk rencana tujuan pembangunana jangka panjang, NCICD membangun tanggul laut terluar di Teluk Jakrta untuk melindung kota dari ancaman banjir dan penurunan tanah. Tanggul laut ini juga akan dikombinasikan dengan reklamasi lahan dalam skala besar. Pembangunan tanggul ini akan mengikuti struktur garis pantai yang berbentuk garis cekung.
Reklamasi lahan ini juga akan memberikan ruang lebih untuk pengembangan pusat kota baru yang akan dipenuhi dengan perumahan dan perkantoran. Penyediaan rencana jalan yang terhubung dengan kota dan penyediaan akses mobilitas lebih lancara serta pengembangan pantai Jakrta Utara juga menjadi bagian dari program NCICD.
"Tetapi prioritas utama tetap pada rencana untuk menutup teluk Jakarta, menghentikan pengambilan air tanah berlebihan dan meningkatkan kualitas air drainase kota," kata Bertrand.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.